Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Penetasan Embrio pada Ikan

Main Authors: Lestari, Baitun, Dr. Ir Agoes Soeprijanto,, MS, Soko Nuswantoro,, S. Pi., M. Si.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188335/1/Baitun%20Lestari.pdf
http://repository.ub.ac.id/188335/
Daftar Isi:
  • Parameter suhu merupakan parameter yang memiliki keterkaitan kompleks dengan kualitas air lainnya, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup. Suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam penetasan telur ikan, dimana cepat atau lambatnya proses penetasan telur tergantung dari suhu air di sekitarnya. Penetasan telur akan lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, karena pada suhu tersebut proses metabolisme akan terjadi lebih cepat sehingga perkembangan embrio juga akan lebih cepat serta pergerakan embrio dalam cangkang akan lebih intensif, dengan demikian penetasan menjadi lebih cepat. Daya tetas telur adalah persentase telur yang menetas setelah waktu terentu. Menetas merupakan saat terakhir masa pengeraman sebagai hasil beberapa proses sehingga embrio keluar cangkangnya, proses penetasan ini suhu memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi suhu yang terlalu tinggi bagi embrio ikan dapat menyebabkan penetasan prematur sehingga larva atau embrio yang menetas tidak akan lama hidup Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data berupa kajian pustaka atau literature review. Pencarian jurnal yang review dilakukan melalui internet pada web-web yang menyediakan jurnal seperti google scholar, sciencedirect, dan research gate. Pada saat pencarian jurnal dilakukan dapat memasukan kata kunci yang sesuai dengan topik pembahasan yang telah ditentukan. Ketentuan jurnal untuk literature review ini adalah minimal 20 jurnal internasional dan nasional dengan perbandingan 60:40. Ketentuan tahun terbit dari jurnal yang akan digunakan adalah 60% diatas tahun 2010. Setelah melakukan pencarian dan seleksi pada web penyedia jurnal online seperti google scholar, researchgate, dan onlinelibraly didapatkan sebanyak 20 jurnal yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Jurnal-jurnal yang didapat terdiri dari 12 jurnal internasional dan 8 jurnal nasional. Hal tersebut sudah memenuhi ketentuan yang diberikan dimana minimal jurnal yang di review sebanyak 20 jurnal dengan perbandingan jurnal internasional dan jurnal nasional sebesar 60% : 40%. Jurnal terbitan setelah tahun 2010 sebanyak 13 jurnal dan 7 jurnal terbit dibawah tahun 2010 Hasil dari studi pustaka ini yaitu terdapat 20 spesies yang telah diteliti dari 20 jurnal yang sudah dilakukan review. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, suhu pada beberapa spesies ikan berpengaruh terhadap derajat penetasan, waktu penetasan, abnormalitas dan sintasan larva. Dengan adanya suhu, nilai HR pada beberapa spesies tersebut menunjukkan peningkatan persentase ketika suhu berada pada level yang tidak jauh dari habitat alami ikan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat telur menetas dan semakin rendah suhu maka semakin lambat penetasan terjadi. suhu yang rendah membuat enzim tidak bekerja dengan baik pada kulit telur bagian chorion dan membuat embrio akan lama dalam melarutkan kulit telur, sehingga embrio akan menetas lebih lama. Sebaliknya pada suhu tinggi dapat menyebabkan penetasan prematur sehingga larva atau embrio yang menetas akan tidak lama hidup. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan larva prematur (lebih cepat menetas) sehingga larva yang dihasilkan kurang siap dalam menghadapi lingkungannya yang baru. Pada penelitian ini didapatkan larva abnormal paling rendah pada perlakuan 26°C sebesar 0.93%, dikarenakan pada suhu ini masih merupakan zona toleransi bagi aktivitas enzim yang berperan dalam perkembangan dan penetasan embrio, walaupun tingkat abnormalitas larva rendah namun tekanan terhadap aktivitas enzim tampak pada kecepatan perkembangan embrio. Penurunan aktivitas enzim mengakibatkan berkurangnya kecepatan metabolisme dan memperlambat perkembangan embrio