Pengaruh Suplementasi Berbagai Sumber Protein Terhadap Kandungan Nh3 Dan Protozoa Rumen Pada Domba Yang Diberi Pakan Basal Silase Kulit Ketela Pohon
Main Authors: | Sya’roni, Mohammad, Kusmartono, Prof. Dr. Ir. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188278/1/Mohammad%20Sya%E2%80%99roni.pdf http://repository.ub.ac.id/188278/ |
Daftar Isi:
- Karya ilmiah ini dilaksanakan secara studi pustaka yang dimulai pada bulan Juni 2020 sampai dengan bulan Juni 2021. Tujuan karya ilmiah ini untuk mengetahui pengaruh suplementasi berbagai sumber protein terhadap kadar NH3 dan protozoa rumen domba yang diberi pakan basal silase kulit ketela pohon. Materi yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah pustaka ilmiah baik berupa buku yang resmi diterbitkan oleh penerbit nasional dan regional maupun jurnal, proceedings, tesis dan disertasi yang terakreditasi nasional dan internasional yang relevan dengan tema karya ilmiah. Dalam karya ilmiah ini diketahui bahwa produktifitas ternak domba sangat tergantung pada kualitas pakan yang diberikannya karena pakan memiliki pengaruh terhadap seluruh proses metabolisme yang ada di dalam tubuh ternak. Dibeberapa daerah ASEAN pakan ternak domba sangat bergantung pada limbah pertanian dan hijauan rumput yang memiliki kualitas protein rendah dan jumlah ketersediaannya menurun pada saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan belum tercukupinya kebutuhan pakan ternak domba secara maksimal. Kulit ketela pohon merupakan salah satu pakan alternatif yang tersedia sepanjang tahun karena tanaman ketela pohon mudah untuk dibudidayakan dinegara tropis seperti negara Indonesia. Karya ilmiah ini dilakukan pada bulan Juni 2020 sampai Juni 2021 secara studi literatur. Adapun tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Suplementasi Berbagai Sumber Protein terhadap Kadar NH3 dan Protozoa Rumen pada Domba yang diberi Pakan Basal Silase Ketela Pohon”. Metode yang digunakan dalam studi literatur ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisa data hasil penelitian sebelumnya. Dalam karya ilmiah ini diketahui bahwa pembuatan silase kulit ketela pohon mampu menurunkan kadar HCN pada kulit ketela pohon dari 67,74 mg/L menjadi 63,26 mg/L sehingga silase kulit ketela pohon aman dikonsumsi oleh ternak. Namun, kadar protein pada silase kulit ketela pohon masih rendah yaitu 8,11% sehingga perlu adanya penambahan berbagai sumber protein untuk meningkatkan kadar protein pada pakan silase kulit ketela pohon. Sumber protein tersebut dapat berasal dari beberapa sumber seperti tanaman leguminosa, NPN (Urea), dan konsentrat. Adapun dalam karya ilmiah ini menggunakan studi pustaka terhadap beberapa penelitian terdahulu yang memanfaatkan tanaman leguminosa sebagai suplementasi sumber protein. Selain dilakukan suplementasi sumber protein juga perlu dilakukan penambahan bahan pakan yang memiliki peran sebagai agen defaunasi protozoa untuk memaksimalkan proses pencernaan pakan didalam rumen. Agen defaunasi yang digunakan adalah zat anti nutrisi saponin dan tanin. Penggunaan semak bunga putih mampu mempertahankan kondisi NH3 rumen dalam konsentrasi yang cukup bagi mikroba rumen untuk mencerna serat kasar. Penggunaan bungkil biji jarak yang mengandung zat anti nutrisi tannin mampu menurunkan kadar NH3 dalam rumen karena tannin bersifat melindungi protein dari degradasi protein di dalam rumen. Sementara itu penggunaan zat anti nutrisi tannin pada daun mangrove memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap kadar penurunan NH3 rumen. Begitu pula dalam penggunaan tanaman gambir dan lerak yang mengandung zat anti nutrisi saponin tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar NH3. Pemberian suplemen sumber protein daun ketela pohon dan kacang tunggak masih berada dalam kadar NH3 yang optimal untuk pertumbuhan mikroba didalam rumen yaitu berkisar antara 50 – 144 mg N-NH3/l. Dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut dapat digunakan sebagai suplementasi protein yang aman pada pakan domba agar dapat menurunkan kadar NH3 sampai kadar yang optimal untuk pertumbuhan mikroba didalam rumen. Sementara itu untuk menurunkan populasi protozoa didalam rumen dapat digunakan beberapa tanaman leguminosa yang mengandung zat anti nutrisi seperti tannin dan saponin. Zat anti nutrisi tannin dapat menurunkan populasi protozoa dengan cara menekan emisi metan didalam rumen. Penggunaan zat anti nutrisi saponin dapat menyebabkan terjadinya ikatan sterol dengan dinding sel protozoa sehingga dinding sel protozoa mengalami tegangan dan berubah menjadi lebih permeabilitas. Hal ini menyebabkan banyak cairan dari luar sel yang masuk ke dalam dinding protozoa dan menyebabkan kematian protozoa. Berkurangnya populasi protozoa di dalam rumen menyebabkan berkurangnya predator pemangsa bakteri sehingga secara otomatis bakteri rumen akan bertambah populasinya dan dapat meningkatkan kecernaan pakan di dalam rumen. Penggunaan ekstrak tanaman gambir dan ekstrak buah lerak dengan kadar zat anti nutrisi tannin 1% dan saponin 0,6% mampu menurunkan populasi protozoa dan peningkatan jumlah bakteri rumen. Penggunaan 2,5% zat anti nutrisi tannin yang berasal dari serbuk daun akasia mampu menurunkan jumlah protozoa rumen secara signifikan dari 9,6 x 103 sel/ml menjadi 3,2 x 103 sel/ml. Sementara itu penambahan sumber protein dalam ransum yang mengandung gula terlarut mampu menaikan populasi protozoa. Hal ini terjadi karena beberapa protoza rumen dan jamur ada yang tahan terhadap tanin kental dibandingkan mikroba lainnya. Berdasarkan ringkasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suplementasi sumber protein yang mengandung zat anti nutrisi pada pakan basal silase kulit ketela pohon mampu menurunkan populasi protozoa dan menjadi konsentrasi NH3 dalam kadar yang masih ideal bagi mikroba rumen untuk mencerna serat kasar ransum.