Pengaruh Stimulasi Suhu Berbeda terhadap Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lempuk (Gobiopterus sp.) Ranu Grati, Pasuruan, Jawa Timur
Main Authors: | Pradina, Arifan Diaz, Dr. Ir. Abd Rahem Faqih,, M.Si, Rani Yuwanita,, S. Pi, M.P |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188275/1/Arifan%20Diaz%20Pradina.pdf http://repository.ub.ac.id/188275/ |
Daftar Isi:
- Ikan lempuk (Gobiopterus sp.) merupakan ikan endemik yang menjadi ciri khas di Ranu Grati. Ikan lempuk termasuk dalam famili Gobiidae dari kelas Actinopterygii dan ordo Perciformes. Pemanfaatan ikan lempuk (Gobiopterus sp.) di Ranu Grati sangat marak dilakukan tetapi masih bergantung pada penangkapan dari alam. Aktifitas penangkapan yang terkonsentrasi pada suatu daerah dapat mengakibatkan menurunya produktifitas dan kerusakan lingkungan. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap ikan lempuk (Gobiopterus sp.), perlu dilakukan pengembangan terhadap pemanfaatannya. Induk ikan yang berkualitas menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya. Salah satu aspek reproduksi yang perlu dikaji adalah tingkat kematangan gonad ikan lempuk. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad adalah suhu. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang dan Laboratorium Patologi Anatomi Kessima Medika, Malang pada bulan Februari hingga bulan April 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental dengan rancangan percobaan menggunakan RAL sebanyak 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun parameter yang diamati yaitu Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG), Survival Rate (SR) dan Kualitas air meliputi pH dan DO. Hasil dari penelitian yang didapat yaitu pada Tingkat Kematangan Gonad (TKG) lempuk jantan yaitu diperoleh TKG 1 pada perlakuan A1, A2, B2, C3, D1, D2, D3, E1, E2, dan E3, sedangkan TKG 2 didapatkan pada perlakuan A3, B1, B3, C1, dan C2. Hasil TKG lempuk betina yaitu TKG 1 pada perlakuan A1, A2, B1, C2, D2, E1, dan E3, sedangkan TKG 2 didapatkan pada perlakuan A2, B2, B3, C1, C3, D1, D3, dan E2. Hasil yang terbaik pada TKG yaitu pada perlakuan B (28 ̊C) dan perlakuan C (30 ̊C) dimana masing-masing perlakuan mendapat tingkat kematangan gonad TKG 2 terbanyak disetiap ulangan baik jantan maupun betina. Hasil Indeks Kematangan Gonad (IKG) lempuk jantan diperoleh hasil rerata tertinggi pada perlakuan C (30 ̊C) yaitu sebesar 1,87% dan terendah pada perlakuan D (32 ̊C) sebesar 1,25%, sedangkan pada IKG lempuk betina diperoleh hasil tertinggi yaitu pada perlakuan B (28 ̊C) sebesar 1,93% dan terendah perlakuan E (34 ̊C) sebesar 1,43%. Hasil nilai Survival Rate (SR) diperoleh nilai rerata tertinggi pada perlakuan B (28 ̊C) yaitu sebesar 71,11% dan terendah pada perlakuan E (34 ̊C) sebesar 37,78%. Stimulasi suhu yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil TKG, namun stimulasi suhu yang berbeda memberikan pengaruh pada nilai IKG dan Survival Rate (SR).