Budaya Nyadran Dan Perubahan Sosial Akibat Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat Nelayan Desa Bluru Kidul, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Main Authors: | Khusnah, Anikmatul, Wahyu Handayani,, S.Pi., MBA., MP |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188267/1/Anikmatul%20Khusnah.pdf http://repository.ub.ac.id/188267/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki ragam bahasa, suku, agama, kepercayaan, tradisi atau budaya, serta adat istiadat. Beragam suku dan budaya yang ada di Indonesia menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang kaya akan ragam budaya dan kearifan lokal. Kebudayaan merupakan elemen yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Suatu kebudayaan yang sekarang menjadi ciri khas suatu daerah yaitu budaya Nyadran. Budaya tersebut dilakukan masyarakat untuk mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT dan membentuk masyarakat yang saling bekerja sama dan membantu sesama. Pandemi covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit corona virus (COVID-19) yang melanda hampir diseluruh dunia. Dalam situasi pandemi COVID-19, kegiatan adat istiadat memiliki banyak perubahan baik perubahan sosial maupun perubahan terhadap pelaksanaan tradisi. Masyarakat nelayan Bluru Kidul menyakini bahwa upacara nyadran merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil laut yang mereka nikmati. Masyarakat nelayan Bluru Kidul juga mengadakan doa bersama serta menggelar pengajian disekitar makam Dewi Sekardadu, hal tersebut dilakukan untuk mengharapkan keridhoan Allah SWT agar dilimpahkan rezeki dari laut untuk para nelayan desa Bluru Kidul. Upacara nyadran dilakukan dengan nuansa tradisi Jawa dan Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah munculnya budaya nyadran di Desa Bluru Kidul. Menjelaskan pelaksanaan budaya nyadran yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Nelayan Desa Bluru Kidul Sidoarjo. Menganalisis perubahan social yang terjadi pada budaya nyadran pada saat sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 yang telah dilakukan selama turun temurun oleh masyarakat. Untuk mengetahui upaya dalam mempertahankan budaya nyadran pada masyarakat kampung nelayan Desa Bluru Kidul. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif dengan sumber data dari data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini tidak mengunakan populasi namun menggunakan situais sosial yang meliputi tiga yaitu elemen aktor masyarakat, ketua panitia beserta pemangku adat, budayawan serta Kepala Desa Bluru Kidul. Elemen tempat : Kampung Nelayan Desa Bluru Kidul dan elemen terakhir yaitu elemen aktivitas : kegiatan tradisi nyadran. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan cara observasi, dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif guna menganalisis hasil dari wawancara dan pengumpulan data dengan model interaksi Miles dan Huberman Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Upacara nyadran merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengucap rasa syukur kepada Allah SAW atas berkah dan rahmat yang telah diberikan kepada umat manusia. Dengan adanya tradisi nyadran yang mengajak masyarakat jawa untuk selalu mengenang akan leluhurnya. Serta mengikuti ajaran dan norma-norma yang telah ada di dalam masyarakat. Upacara tasyakuran laut alias nyadran digelar setiap tahunnya oleh masyarakat nelayan Desa Bluru Kidul Sidoarjo. Upacara ini sudah berlangsung turun-temurun di kampung nelayan Sidoarjo pada bulan maulud. Sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada pelaksanaannya dilakukan persiapan upacara yang membutuhkan waktu 3 bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan dana, proposal pengajuan dana kepada dinas pemerintahan dan persiapan untuk acara pendamping dari nyadran itu sendiri. Dalam proses pelaksanaan upacara nyadran atau tasyakuran laut yang dilakukan secara sakral bagi masyarakat nelayan Desa Bluru Kidul yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Maulud, dibutuhkan alat yang digunakan dalam prosesi upacara nyadran yakni alat transportasi perahu serta tumpeng dan sesaji. Pelaksanaan upacara nyadran pada saat pandemi Covid-19 dilaksanakan secara sederhana yakni dilakukan pada malam hari dan hanya membawa satu tumpeng saja oleh beberapa nelayan. Pelaksanaan tersebut dilakukan oleh para nelayan Desa Bluru Kidul untuk menghormati leluhur serta untuk melestarikan tradisi nyadran. Upacara nyadran di Desa Bluru Kidul saat ini telah mengalami perubahan. Perubahan suatu budaya yang telah terjadi tidak lepas dari adanya faktor – faktor yang mendukung perubahan tersebut. Faktor yang menyebabkan perubahan nyadran diantaranya yaitu arus globalisasi. Hal ini berpengaruh terhadap antusiasme masyarakat untuk melaksanakan tradisi nyadran. Akan tetapi masyarakat Desa Bluru Kidul tetap mempertahankan keberadaan tradisi upacara nyadran ditengah era modern. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi nyadran dilakukan rutin setiap tahun oleh masyarakat Desa Bluru Kidul. Adapun faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perubahan sosial budaya nyadran antara lain 1. Faktor internal : perubahan jumlah penduduk, teknologi dan agama. 2. Faktor eksternal : ekonomi, modernisasi dan bencana alam. Untuk itu, dibutuhkan upaya – upaya dalam mempertahankan budaya nyadran yaitu dengan cara melibatkan generasi muda dalam penyusunan rangkaian acara, peran serta lembaga keluarga dalam mengenalkan budaya terhadap generasi muda, dan peran serta lembaga pemerintah. Saran bagi akademis diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran informasi yang dapat dikembangkan lagi untuk pengetahuan serta mengembangkan informasi mengenai kearifan lokal yang ada di Sidoarjo. Saran bagi pemerintah diharapkan lebih mendukung serta menjaga kelestarian tradisi nyadran yang ada di Desa Bluru Kidul. Bagi pemerintah diharapkan juga agar menjadikan tradisi nyadran ini sebagai salah satu event tahunan yang dapat menarik perhatian wisatawan serta dapat dijadikan destinasi wisata yang menyuguhkan atraksi budaya yang ada di Sidoarjo. Saran bagi masyarakat agar terus menjaga kelestarian budaya tradisi nyadran yang ada di Desa Bluru Kidul Diharapkan para pemuda setempat untuk ikut serta dalam memeriahkan serta menjaga kelestarian tradisi nyadran masyarakat nelayan Desa Bluru Kidul.