Mitos Desa Kutukan: Dampak Folklor terhadap Eksklusi Sosial di Dusun Ngaglik Kabupaten Rembang

Main Authors: Aulia, Tita, Nindyo Budi Kumoro, M.A.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188177/1/-%20TITA%20AULIA.pdf
http://repository.ub.ac.id/188177/
Daftar Isi:
  • Mitos “Desa Kutukan” pembawa sial memiliki wewaler atau larangan yang mampu mendorong seseorang untuk tidak menjamahkan kaki ke Dusun Ngaglik. Disebutkan bahwa pejabat dan pegawai pemerintah yang memasuki Dusun Ngaglik akan lengser jabatannya. Persoalan ini menjadi menarik ketika mereka yang berperan penting untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, justru memilih “cari aman” dengan tidak memasuki “Desa Kutukan”. Mitos dalam penelitian ini tidak lagi berujung sebagai cerita nenek kepada cucunya, akan tetapi lebih dekat definisinya sebagai agensi aktif yang sengaja diciptakan untuk kepentingan tertentu pada waktu dan ruang tertentu. Namun di sisi lain, pada ruang dan waktu yang lain, keyakinan kuat terhadap mitos “Desa Kutukan” telah mendorong adanya tindakan eksklusi sosial. Untuk menjawab persoalan itu, peneliti merumuskan dalam dua rumusan masalah; (1) Mengapa terdapat mitos “Desa Kutukan” di Dusun Ngaglik yang menyebabkan adanya tindakan eksklusi sosial dalam kehidupan masyarakatnya? (2) Bagaimana bentuk-bentuk dampak sosial dan budaya yang dirasakan oleh masyarakat Dusun Ngaglik akibat mitos yang masih berfungsi efektif? Peneliti menggunakan konsep aporia untuk mengubah cara berpikir kita tentang mitos, di mana mitos tidak sepenuhnya hadir sebagai sistem kepercayaan melainkan ia juga hadir sebagai kondisi keraguan. Aporia juga digunakan sebagai proses menemukan apa yang tidak terkatakan, dan kemudian mengolahnya menjadi pemahaman baru. Peneliti juga menggunakan pisau analisa berupa social fact milik Robert Wessing dan Roy E. Jordaan untuk mengetahui adanya keyakinan kuat terhadap mitos “Desa Kutukan”. Konsep moral panic yang dipaparkan oleh Pujo Semedi akan digunakan oleh peneliti untuk mengetahui indikator yang mendorong keyakinan kuat terhadap mitos “Desa Kutukan”. Melalui metode etnografi deskriptif-kualitatif yang dikombinasikan dengan patchwork etnography peneliti mampu menjawab rumusan masalah dalam penelitian.