Ekstrak etanol Amphora sp. untuk meningkatkan kekebalan ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) terhadap infeksi Viral Nervous Necrosis

Main Authors: Khumaidi, Ach, Dr. Ir. Mohamad Fadjar,, M. Sc., Feni Iranawati,, S.Pi., M.Si., Ph.D, Dr. Yuni Kilawati,, S.Pi., M.Si.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188151/1/Ach.%20Khumaidi.pdf
http://repository.ub.ac.id/188151/
Daftar Isi:
  • Sejak tahun 2006, ikan Kerapu hybrid “Cantang” (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) menjadi primadona baru bagi para pembudidaya ikan dengan nilai kelebihan pertumbuhan cepat, rasa dinilai lebih enak, lebih tahan terhadap penyakit, dan harga yang tinggi. Serangan penyakit yang disebabkan oleh virus ternyata tetap menjadi kendala terbesar bagi produksi ikan Kerapu Cantang. Viral nervous necrosis (VNN) termasuk salah satu virus mematikan yang dapat menyebabkan mortalitas Kerapu Cantang hingga 100%. Pemberian bioaktif dari bahan alami mikroalga dinilai dapat meningkatkan sistem imun ikan untuk menanggulangi serangan VNN. Amphora sp. memiliki berbagai macam bioaktif yang diharapkan mampu meningkatkan proliferasi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Hc) guna meningkatkan sistem imun ikan Kerapu Cantang dalam menghadapi serangan VNN. Tujuan penelitian ini untuk memproduksi ekstrak kasar Amphora sp. dan melakukan pengkajian pemanfaatannya sebagai imunostimulan ikan Kerapu Cantang. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap: 1) Produksi, metode ekstraksi, dan karakterisasi bioaktif Amphora sp. serta analisis potensi obat secara in-silico, 2) Penentuan konsentrasi ekstrak Amphora sp. pada ikan Kerapu Cantang dan perannya meningkatkan sistem imun Kerapu Cantang, 3) Penentuan konsentrasi ekstrak terbaik dalam peningkatan sintasan atau kelulushidupan Kerapu Cantang yang diinfeksi VNN. Penelitian pertama bertujuan mengkaji pengaruh metode ekstraksi terhadap kandungan bioaktif ekstrak Amphora sp. Isolat Amphora sp. yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Pakan Alami BPBAP Situbondo. Penelitian dilakukan dengan dua tahapan yaitu: 1) melakukan pengujian penggunaan metode ekstraksi berbeda: sonikasi (SON), maserasi (MAS), dan gabungan sonikasi-maserasi (SON-MAS), dengan menggunakan pelarut etanol absolute, 2) melakukan analisis kandungan fitokimia (kualitatif dan kuantitatif), analisis aktivitas antioksidan, skrining bioaktif dengan LC-HRMS. Hasil penelitian menunjukkan metode SON-MAS menghasilkan rendemen tertinggi 9.8% dibandingkan dengan MAS 8.71% dan SON 8.47%. analisis fitokimia metode SON-MAS dan MAS memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid, sedangkan metode MAS menunjukkan dua senyawa yaitu alkaloid dan triterpenoid. Analisis fitokimia secara kuantitatif kandungan fenol dan flavonoid menunjukkan metode SON memilki nilai yang lebih tinggi yaitu fenol 34.2 mg GAE/g dan flavonoid 15.2 mg QE/g. Aktivitas antioksidan dalam menghambat radikal bebas DPPH terbaik terlihat pada metode SON dengan nilai IC50 745.2 ppm. Skrining LC-HRMS menunjukan terdapat 6 senyawa dominan yaitu valine, L-Norleucine, stearamide, palmitoleic acid, isotretinoin, arachidonic acid. Penelitian kedua bertujuan mengkaji potensi obat secara in-silico yaitu absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicity (ADME/T) serta prediksi aktivitas biologis (Pass prediction). Hasil analisis ADME/T pada enam senyawa ekstrak Amphora sp. memiliki potensi obat yang baik berdasarkan analis rule of five dan toksisitas dengan software Protox II. Enam senyawa ekstrak Amphora sp. memiliki aktivitas biologis sebagai agen antiinflamasi, antifungi, antibakteri, antivirus, dan antineoplastik dengan kisaran nilai probability (pa) 0.260 – 0.873 melalui analisis Pass prediction. Penelitian ketiga bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Amphora sp. terhadap gejala klinis, profil darah dan histologi ikan Kerapu Cantang yang diuji tantang dengan VNN. Pada penelitian ini dilakuan lima perlakuan: kontrol (+) ikan Kerapu Cantang tanpa perlakuan ekstrak Amphora sp. dan diinfeksi dengan VNN, kontrol (-) ikan Kerapu Cantang tanpa perlakuan ekstrak Amphora sp. dan tanpa penginfeksian VNN, perlakuan A1 (pemberian ekstrak Amphora sp. konsentrasi 33 μg/ml dan diuji tantang dengan VNN), perlakuan A2 (pemberian ekstrak Amphora sp. konsentrasi 66 μg/ml dan diuji tantang dengan VNN), dan perlakuan A3 (pemberian ekstrak Amphora sp. konsentrasi 99 μg/ml dan diuji tantang dengan VNN). Pemberian ekstrak Amphora sp. dilakukan dengan cara disonde sebanyak 5 kali selama masa pemeliharan pada masing-masing perlakuan ekstrak yaitu pada hari ke-0, hari ke-5, hari ke-10, hari ke-20, dan hari ke-25 dengan dosis ekstrak 1 ml, dan uji tantang dilakukan pada hari ke-15 dengan dosis suspense VNN 0.1 ml (142385 salinan/μl) pada bagian intramuskular (IM). Pengamatan dilakukan pada profil darah (eritrosit, Hb, dan Hc, leukosit). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A3 memberikan respon imun terbaik dengan gejala klinis yang terlihat normal sampai akhir masa pemeliharaan dan profil darah: rerata eritrosit (2.710.000 sel/mm3), rerata Hb (8.5%), rerata Hc (33.7%), dan rerata leukosit (530.000 sel/mm3). Penelitian keempat bertujuan mengetahui tingkat sintasan ikan Kerapu Cantang yang beri ekstrak Amphora sp. dan diuji tantang dengan VNN. Pada penelitian dilakukan pengamatan tingkat mortalitas dan sintasan selama masa pemeliharaan (hari ke-30) pada masing-masing perlakuan. Pada penelitian ini, kontrol (+) memiliki nilai sintasan 0% (kematian 100%) dan kontrol (-) memiliki nilai sintasan 100% (kematian 0%). Perlakuan ekstrak Amphora sp. 99 μg/ml (A3) memberikan hasil terbaik dengan nilai sintasan 83.3%, dan diikuti 66 μg/ml (A2) dan 33 μg/ml (A1) masing-masing dengan nilai sintasan 36.7% dan 33.3%. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa metode ekstraksi dengan metode sonikasi (SON) dinilai lebih efisien dalam menghasilkan bahan imunostimulan. Ekstrak Amphora sp. memiliki aktivitas sebagai imunostimulan dengan meningkatkan profil darah dan normalitas jaringan. Konsentrasi 99 μg/ml memberikan respon imun dan sintasan terbaik, serta dinilai efektif untuk meningkatkan tanggap kebal ikan Kerapu Cantang terhadap serangan VNN.