Proses Interesterifikasi Minyak Kelapa Sawit Menjadi Biodiesel (Fatty Acid Methyl Esters) dengan Bio-katalis Senyawa Aromatik

Main Authors: Daryono, Elvianto Dwi, Ir. I.N.G. Wardana,, M. Eng., Ph.D,, Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani,, MS, Dr. Eng. Nurkholis Hamidi,, ST., M. Eng.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188101/1/Elvianto%20Dwi%20Daryono.pdf
http://repository.ub.ac.id/188101/
Daftar Isi:
  • Proses pembuatan biodiesel yang selama ini dilakukan adalah proses transesterifikasi dengan produk sampingnya adalah gliserol. Gliserol sebagai produk samping harus dipisahkan dari biodiesel, karena merupakan impurities yang mengganggu pemakaian biodiesel. Proses yang lebih efektif untuk pembuatan biodiesel adalah proses interesterifikasi, dimana produk samping yang dihasilkan adalah triasetin yang tidak memerlukan proses pemisahan karena berfungsi sebagai bio-aditif untuk biodiesel. Proses interesterifikasi yang telah dilakukan menggunakan katalis homogen maupun heterogen yang perlu proses pemisahan di akhir reaksi. Senyawa aromatic organik merupakan alternatif pilihan katalis yang lebih efisien sebab tidak perlu proses pemisahan di akhir reaksi karena berfungsi sebagai antioksidan untuk biodiesel dan lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan proses pembuatan biodiesel yang lebih efektif dan efisien yaitu dengan tahapan proses yang lebih sedikit sehingga akan mengurangi biaya produksi. Pada penelitian ini reaksi interesterifikasi minyak kelapa sawit dengan metil asetat untuk menghasilkan metil ester dan triasetin, dilakukan dengan bio-katalis senyawa aromatic yaitu eugenol dan minyak kayu putih serta dengan katalis NaOH sebagai pembanding. Kondisi operasi penelitian adalah massa minyak kelapa sawit 250 gram, rasio molar minyak kelapa sawit:metil asetat adalah 1:6, suhu reaksi 60oC, kecepatan pengadukan 300 rpm, massa katalis 0,75% massa minyak kelapa sawit dan waktu reaksi (15, 30, 45, 60, dan 75 menit). Minyak kelapa sawit, metil asetat dan katalis direaksikan dalam labu leher tiga sebagai reaktor sesuai dengan kondisi operasi penelitian. Setelah waktu reaksi tercapai, sample sebanyak 50 gram diambil untuk dilakukan proses pemisahan. Untuk interesterifikasi dengan katalis NaOH, proses pemisahan hasil dan sisa reaksi dilakukan dengan water washing dan dilanjutkan dengan destilasi pada suhu 105oC. Untuk interesterifikasi dengan bio-katalis senyawa aromatik, proses pemisahan produk dan sisa reaksi dilakukan dengan proses destilasi pada suhu 105oC untuk memisahkan metil asetat dan air. Setelah sample dipisahkan dilakukan analisa densitas, angka asam dan GC serta GC-MS untuk melihat komposisi produk yang terbentuk. Selain itu juga dilakukan simulasi dengan ChemDraw Professional 15.0 untuk menganalisa perilaku molecular dari senyawa yang bereaksi. Hasil penelitian mendapatkan kondisi optimum proses interesterifikasi minyak kelapa sawit dengan bio-katalis eugenol 0,75% massa minyak, waktu reaksi 15 menit, rasio molar minyak kelapa sawit:metil asetat adalah 1:6, suhu reaksi 60oC dan kecepatan pengadukan 300 rpm. Didapatkan crude yield 83,16%, konversi reaksi trigliserida 39,4771%, konsentrasi FAME 55.695,4 mg/L, densitas 0,892 gr/mL (SNI 7182:2015 yaitu 0,85-0,89 gr/mL) dan angka asam 0,3 mg KOH/gr sample (SNI 7182:2015 yaitu maks. 0,5 KOH/gr sample). Hasil simulasi ChemDraw Professional 15.0 menunjukkan bahwa penggunaan bio-katalis eugenol menghasilkan perubahan jarak atom O pada trigliserida dan metil asetat dengan atom C pada eugenol paling besar dibanding vii bio-katalis minyak kayu putih, perubahan panjang ikatan rata-rata C-C trigliserida dan metil asetat paling besar yaitu 1,664Ȧ dan energy kinetic yaitu 3445,6577 kJ/mol. Fungsi eugenol selain sebagai bio-katalis juga berfungsi sebagai pelarut reaktan. Hal ini diketahui dari hasil simulasi dimana terjadi perubahan moment dipole sebelum dan sesudah ditambahkan bio-katalis yaitu dari 3,9504 debye menjadi 4,7175 debye.