Pengaruh Substitusi Jagung Dengan Tepung Bonggol Pisang Hasil Olahan Dalam Pakan Terhadap Persentase Deposisi Daging Dada, Warna Kaki, Dan Berat Bulu Itik Hibrida

Main Authors: Syahputra, Rengga Hirdika, Dr. Ir. Osfar Sjofjan,, M.Sc., IPU., ASEAN Eng.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188077/1/Rengga%20Hirdika%20Syahputra.pdf
http://repository.ub.ac.id/188077/
Daftar Isi:
  • Itik merupakan ternak unggas yang dapat dimanfaatkan daging dan telurnya, salah satu jenis itik yang dimanfaatkan dagingnya adalah itik hibrida. Dalam peternakan pakan menjadi faktor terpenting yang harus dipenuhi sehingga biaya pakan dapat mencapai 70% dalam produksi. Bahan baku sumber energi dalam pakan unggas masih didominasi oleh jagung, namun ketersediaan yang terbatas menyebabkan Indonesia melakukan impor hal ini mengakibatkan harga menjadi fluktuatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan pakan lokal yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi. Bahan pakan lokal yang dapat digunakan salah satunya adalah bonggol pisang (Musa paradiciasa L.) olahan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tepung bonggol pisang olahan sebagai substitusi jagung dalam pakan itik hibrida ditinjau dari persentase deposisi daging dada, warna kaki, dan berat bulu itik hibirida. Penelitian ini dilaksanakan di Junrejo, Kota Batu, Malang, Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, dan Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada pada bulan Oktober - November 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase deposisi daging dada, warna kaki, dan berat bulu itik hibrida. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada peternak, mahasiswa, dan masyarakat mengenai penggunaan tepung bonggol pisang sebagai substitusi jagung dalam pakan itik hibrida. Materi penelitian Materi penelitian 100 ekor itik hibrida tanpa dibedakan jenis kelamin, umur 21 hari Strain Peking x Khaki Campbell dengan rataan bobot badan 421,31+ 183,90 g dengan koefisien keragaman 44%. Metode yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing ulangan 5 ekor itik hibrida. Perlakuan yang digunakan adalah P0: 100% jagung, P1: 75% jagung + 25% TBP olahan, P2: 50% jagung + 50% TBP olahan, P3: 25% jagung + 75% TBP olahan, P4: 100% TBP olahan. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah persentase deposisi daging dada, warna kaki, dan berat bulu itik hibrida. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analisis Kovarian (ANKOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jika data hasil yang berbeda signifikan antara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil menunjukkan bahwa tepung bonggol pisang olahan memberikan pengaruh perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase deposisi daging dada dan berat bulu itik hibrida. Rata-rata persentase deposisi daging dada perlakuan P4 (8,57±1,66) menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P1 (9,72±1,04) pada variabel berat bulu menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P0 (8,5±0,58) pada variabel warna kaki menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung bonggol pisang olahan sebagai substitusi jagung dalam pakan hingga 100% dapat memberikan hasil yang sama terhadap persentase deposisi daging dada dan berat bulu, namun menurunkan warna kaki itik hibrida.