Potensi Dan Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Di Jawa Timur
Main Authors: | Hardianti, Reny, Dr. Ir. Umi Wisaptiningsih Suwandi,, MS. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188068/1/Reny%20Hardianti.pdf http://repository.ub.ac.id/188068/ |
Daftar Isi:
- Menurunnya kondisi perekonomian sebagai akibat dari pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor, termasuk peternakan. Salah satu komoditas utama peternakan adalah sapi potong. Provinsi Jawa Timur menempati peringkat pertama produksi daging sapi di Indonesia. Untuk mempertahankan serta mengembangkan sektor usaha tersebut, diperlukan adanya alternatif strategi, dan dalam penentuan strategi diperlukan adanya pendataan dan analisis terhadap potensi yang dimiliki serta faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi usaha ternak sapi potong di Jawa Timur menggunakan analisis Location Quotient (LQ) untuk mengetahui pembagian wilayah berdasarkan kategori basis dan non basis sapi potong, analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) untuk mengetahui jumlah populasi yang dapat ditambahkan pada masing-masing kabupaten/kota, serta memberikan alternatif strategi pengembangan menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT). Data utama yang digunakan berupa data sekuder tahun 2018 yang bersumber dari berbagai lembaga resmi pemerintah. Hasil perhitungan LQ berdasarkan potensi sumber daya manusia peternak sapi potong dan populasi sapi potong Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sebanyak 20 kabupaten/kota merupakan wilayah basis sapi potong, yakni Tulungagung, Kediri, Lumajang, Pasuruan, Sidoarjo, Jombang, Madiun, Magetan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Pamekasan, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan Kota Madiun. Wilayah non basis sebanyak 18 kabupaten/kota, yakni Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Malang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Sampang, Sumenep, Kota Malang, Kota Surabaya, dan Kota Batu. Hasil KPPTR berdasarkan potensi hijauan (SDA) menunjukkan hasil positif hanya terdapat pada 4 kabupaten/kota, yakni Lamongan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, dan Kota Surabaya, dengan total kelebihan populasi ternak sebesar 2.316.221 ST. Sementara itu, KPPTR berdasarkan SDM menunjukkan hasil positif 100% pada 38 kabupaten/kota. Indeks daya dukung lahan Provinsi Jawa Timur masuk dalam kategori kritis, yakni 0,44. Faktor-faktor pendukung usaha peternakan sapi potong Provinsi Jawa Timur pada penelitian ini dianalisis berdasarkan data-data sekunder yang berasal dari berita, artikel, jurnal ilmiah, penelitian (tesis dan skripsi), proceedings, buku, serta berbagai pustaka lainnya. Terdapat empat alternatif strategi sebagai hasil dari analisis ini, yaitu strategi S-O dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta diversifikasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan potensi yang dimiliki melalui berbagai program pemerintah; strategi W-O dengan meningkatkan kualitas SDM dan pemerataan akses permodalan sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing untuk masuk ke dalam industri; strategi S-T dengan meningkatkan inovasi dengan melihat perkembangan pasar untuk meningkatkan daya saing sapi lokal; dan strategi W-T dengan optimalisasi potensi sumber daya yang ada serta efisiensi pengelolaannya untuk memperkuat ekonomi di tingkat peternak. Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa Provinsi Jawa Timur tidak berpotensi untuk menambah populasi sapi potong, dan untuk mengoptimalkan usaha ternak sapi potong dapat dilakukan dengan empat alternatif strategi tersebut di atas. Penelitian dengan data lebih aktual mengenai potensi SDA masih dapat digali lagi mengingat sumber-sumber hijauan pakan ternak belum semuanya terdata melalui Dinas Pertanian. Penelitian mengenai dampak kelebihan populasi sapi potong serta strategi penanggulangannya juga masih perlu dilakukan.