Gender as Performance: Ekonomi Perempuan dan Pembagian Kerja Nelayan Menghadapi Perubahan Infrastruktur (Studi Kasus Nelayan Desa Kranji, Lamongan). Program Studi Antropologi, Jurusan Seni dan Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

Main Authors: Nisa, Fahrun, Hatib Abdul Kadir, S.Ant.,M.A., Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188023/1/-%20Fahrun%20Nisa%60.pdf
http://repository.ub.ac.id/188023/
Daftar Isi:
  • Arah gerak angin mempengaruhi budaya kerja nelayan. Terutama pada musim angin barat atau musim baratan yang berlangsung dari bulan September sampai puncak Januari. Musim baratan disebut pula sebagai musim paceklik, sehingga banyak dari nelayan yang tidak berangkat melaut untuk menjaga keamanan diri dan perkakasnya. Pendapatan yang diperoleh tidak lagi bergantung pada tangkapan ikan. Melainkan, bertumpu pada kegiatan mencari kerang, tumpengan, dan siput laut yang dilakukan oleh kelompok laki-laki dan perempuan. Kedatangan musim baratan ditandai dengan fenomena alam seperti tingginya ombak laut, disertai angin kencang dan hujan lebat. Kondisi ini mengakibatkan benturan antar tubuh perahu tidak terhindarkan, sehingga menimbulkan kerusakan. Oleh karena itu, motif awal dibangunnya infrastruktur fisik breakwater diharapkan berpengaruh pada aktivitas pelabuhan menjadi lebih tenang. Akan tetapi, justru bermunculan tiga infrastruktur breakwater di kawasan Njar Kulon Desa Kranji yang memiliki asal motifnya masing-masing. Keberadaan infrastruktur fisik yang terlampau banyak, ternyata berpengaruh pada perubahan strategi mata pencaharian alternatif yang sebelumnya dilakukan oleh masyarakat nelayan. Demikian, dalam penelitian ini saya mengusung rumusan masalah terkait bagaimana diversifikasi mata pencaharian menjadi strategi adaptasi bagi masyarakat nelayan Njar Kulon menghadapi perubahan infrastruktur? Guna menjawab persoalan dalam penelitian ini, saya menggunakan metode etnografi melalui analisis domain juga konsep material diagnostic pada bab tiga untuk menggambarkan kondisi sebelum dan sesudah dibangunnya infrastruktur breakwater. Sedangkan, pada bab empat menggunakan analisis taksonomi juga konsep gender as performance untuk memahami arah gerak perubahan ekonomi perempuan dan pembagian kerja nelayan setelah dibangunnya infrastruktur. Pada akhirnya, keberadaan infrastruktur yang terlampau banyak semakin menegaskan arena laut untuk laki-laki dan darat bagi perempuan. Semakin menunjukkan pula, bahwa kelompok perempuanlah yang lebih fleksibel dan tanggap menghadapi perubahan infrastruktur yang berpengaruh pada ekonomi rumah tanggannya.