Pengalaman Hidup Penderita Kusta Di Pulau Mahangetang
Main Authors: | Tuwohingide, Yanli Everson, Dr. Ns. Kumboyono, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom, Dr. Yulian Wiji Utami, S.Kp,. M.Kes |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187914/1/Yanli%20Everson%20Tuwohingide.pdf http://repository.ub.ac.id/187914/ |
Daftar Isi:
- Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang masih menimbulkan masalah yang sangat kompleks seperti masalah ekonomi, budaya, kesehatan dan keamanan. . Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Sagihe merupakan salah satu Kabupaten Kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara yang berdekatan dengan Negara Philipina. Kabupaten ini memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa pulau diantaranya terdapat pulau mahengetang yang merupakan salah satu pulau dengan penderita kusta terbanyak sehingga dikategorikan sebagai kampung high endemis kusta. Seseorang yang memiliki pengalaman hidup akan menceritakan setiap perilaku selama proses pengobatan yang dijalani. Pengalaman hidup seseorang dipengaruhi oleh empat. domain yaitu psikologis, hubungan sosial, lingkungan serta kesehatan fisik. Salah satu upaya memutus mata rantai penularan kusta yaitu dengan memberikan pengobatan MDT (Multi Drug Therapy) dan edukasi pada penderita dan masyarakat lingkungan sekitar yang tinggal bersama dengan penderita kusta. Pemberian edukasi sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup bagi penderita kusta. Perlu adanya upaya untuk mengatasi segala perubahan kualitas hidup yaitu dengan melakukan pencegahan terhadap faktor penyebab seperti bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tempat tinggal dan mencegah terjadinya komplikasi akibat kusta. Peran perawat komunitas diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh penderita dengan memberikan edukasi dan pemahaman pada keluarga dan penderita tentang penyakit kusta. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasikan pengalaman hidup penderita kusta di pulau Mahangetang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi mengenai pengalaman hidup penderita kusta yang ada di Pulau Mahengetang. Instrumen penelitian utama dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri yang dibantu dengan pedoman wawancara, alat perekam suara dan catatan lapangan (fields notes). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling, melalui proses wawancara mendalam kepada 7 partisipan yang masuk kriteria inklusi. Setiap wawancara berlangsung selama 35 hingga 50 menit untuk setiap pertemuan dan wawancara dilakukan sebanyak tiga kali tatap muka untuk setiap partisipan. Hasil penelitian dengan menggunakan metode analisis tematik (thematic analysis). menemukan 8 tema yaitu: Kegiatan yang dilakukan penderita kusta, Kondisi ekonomi yang terjadi selama menderita kusta, Gambaran penyakit kusta, Beban Psikologi selama menderita kusta, Perilaku mencari pengobatan, Makna penyakit Kusta, Dukungan sosial dan Penyakit yang dialami sebagai takdir yang harus diterima. Peneliti memilih metode ini agar dapat memberikan gambaran mendalam mengenai pengalaman hidup penderita kusta Kesimpulan dari penelitian ini adalah selama menderita kusta semua aktivitas tetap dijalani baik itu pekerjaan maupun kegiatan keagamaan, meskipun pendapatan ekonomi selama menderita kusta hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan minum setiap hari. Dampak penyakit kusta terjadi dari segi fisik sampai pada beban psikologis. Partisipan memaknai penyakit kusta sebagai penyakit yang bisa disembuhkan sehingga membentuk perilaku mencari pengobatan. Adanya dukungan sosial membentuk penerimaaan diri partisipan untuk Ikhlas menerima penyakit yang diderita sebagai takdir yang harus diterima