Perbandingan Efektivitas Terapi Losion Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss) 10% Dengan Losion Permetrin 5% Sebagai Terapi Pasien Skabies Di Pondok Pesantren Malang

Main Authors: Pramita, Vina Listy, Dr. dr. Dhelya Widasmara,, Sp.KK (K), dr. Anggun Putri Yuniaswan,, Sp.KK
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187903/1/Vina%20Listy%20Pramita.pdf
http://repository.ub.ac.id/187903/
Daftar Isi:
  • Skabies merupakan infestasi ektoparasit menular pada manusia yang hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena secara epidemiologis diperkirakan lebih dari 300 juta penduduk dunia terjangkit penyakit ini. Faktor yang berperan pada tingginya prevalensi diantara nya adalah kondisi sosial ekonomi rendah dan kepadatan hunian. Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak fisik antar individu memudahkan transmisi dan infestasi tungau skabies. Oleh karena itu, prevalensi skabies yang tinggi pada umumnya sering ditemukan di lingkungan dengan kepadatan penghuni dan kontak interpersonal tinggi seperti di pondok pesantren Pengobatan skabies mengharuskan seluruh anggota keluarga atau orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita sepenuhnya mendapatkan terapi untuk memberantas tungau sehingga perlu dilakukan pengobatan masal untuk memberantas tungau agar reinfeksi tidak mudah terjadi. Permetrin sebagai obat utama dalam terapi skabies masih memiliki kekurangan seperti harga yang relatif mahal dan efek samping obat. Selain itu masalah utama yang dihadapi sekarang dan akan datang adalah ancaman timbulnya resistensi terhadap obat anti skabies. Namun resistensi terhadap permetrin dikatakan masih jarang dan terbatas yang dilaporkan. Bila resistensi ini dikemudian hari benar-benar terjadi secara luas, sedangkan hingga sekarang belum ditemukan obat alternatif penggantinya, maka hal ini akan menjadi permasalahan serius dikemudian hari. Oleh karena itu pengembangan obat-obat baru diperlukan untuk mengatasi hal-hal tersebut Dimana salah satu derivat tanaman yang dinyatakan memiliki potensi yang menjanjikan sebagai pengobatan anti skabies diantara nya adalah Azadirachta indica A.juss umumnya dikenal sebagai “Neem” (mimba) salah satu tanaman yang dikenal memiliki efek anti-parasit. Berdasarkan peneitian in vitro yang telah ada sebelumnya diyakini Kandungan senyawa kimia pada daun mimba diantaranya adalah azadirachtin, nimbin, nimbidin, salanin dan melantriol dipercaya memiliki aktivitas skabisidal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas terapi topikal losion permetrin 5% dengan losion ekstrak daun mimba 10% pada pengobatan skabies. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah true experimental pre & post test controlled grup design. Pengambilan data subjek penelitian dilakukan di pondok pesantren Asy-Syadzili Malang. Pengambilan data dilakukan pada subjek yang memenuhi kriteria penerimaan penelitian. total subjek penelitian sebanyak 46 orang. Anamnesis, pemeriksaan fisik, kerokan kulit serta pemberian terapi losion permetrin 5% dan ekstrak daun mimba 10% dilakukan ke masing-masing subjek penelitian. dilakukan evaluasi pada hari ke-7 dan hari ke-14 setelah terapi. Dari 46 subjek penelitian terdapat 4 orang subjek yang drop out. Sehingga subjek penelitian terdapat sebanyak 42 orang ( 21 subjek penelitian pada kelompok yang diberikan losion permetrin 5% dan 21 orang lainnya pada kelompok yang diberikan losion kestrak daun mimba 10%). Efektivitas obat diukur dari perbaikan klinis yang terdiri dari gambaran klinis, penilaian kualitas hidup pasien serta adanya efek samping denganx parameter yang terpisah. Untuk mengukur perbaikan klinis berdasarkan gambaran lesi, dilakukan pengukuran berdasarkan skor Physician Global Assessment (PGA). Diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rerata skor PGA pada subjek penelitian yang diberikan terapi losion permetrin 5% maupun pada subjek yang diberikan terapi losion ekstrak daun mimba 10% dengan nilai signifikansi pada hari ke-7 0,349 (p<0,05) dan pada hari ke-14 0.289 (p<0,05). Dermatology Life Quality Index (DLQI) digunakan sebagai parameter yang digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rerata skor DLQI pada subjek penelitian yang diberikan terapi losion permetrin 5% maupun pada subjek yang diberikan terapi losion ekstrak daun mimba 10% dengan nilai signifikansi pada hari ke-0 1.000 (p<0,05), hari ke- 7 0,980 dan hari ke-14 0,792 (p<0,05). Selama pengamatan tidak dilaporkan atau ditemukan keluhan efek samping seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar atau reaksi alergi dari pengobatan seluruh penderita dari kedua kelompok. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak didapatkan perbedaan signifikan pada efektivitas terapi terhadap losion permetrin 5% dan losion ekstrak daun mimba 10%.