Pengaruh Ekstrak Etanol Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) terhadap Penurunan Kadar Malondialdehyde dan Ekspresi Amyloid β pada Otak Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Ovariektomi
Main Authors: | Lestary, Tanti Tri, Dr. dr. I Wayan Arsana Wiyasa,, SpOG(K), Dr. dr. Dwi Yuni Hidayati,, M.Kes |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187891/1/Tanti%20Tri%20Lestary.pdf http://repository.ub.ac.id/187891/ |
Daftar Isi:
- Menopause dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup dan menimbulkan masalah kesehatan. Keadaan menopause memiliki efek samping jangka panjang salah satunya adalah Demensia yang didominasi penyakit Alzheimer. Pada tahun 2016 terdapat 700.000 jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit Alzheimer. Berkurangnya hormone estrogen pada masa menopause dipercaya menjadi pemicu terjadinya Stres Oksidatif pada otak yang menyebabkan kerusakan sel neuron hingga terjadinya Alzheimer. Stress Oksidatif terjadi ketika produksi Reactive Oxygen Specie (ROS) yang dihasilkan mitokondria otak tidak diimbangi dengan produksi antioksidan sebagai penangkalnya. Stress Oksidatif yang terjadi pada otak dapat di tandai dengan meningkatnya Peroksidasi Lipid yang menghasilkan Malondialdehyde. ROS merupakan senyawa yang sangat reaktif yang dapat merusak protein, DNA, dan lipid seperti Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA). Peroksidasi lipid terjadi saat radikal bebas seperti OH● menyerang Hidrogen dari Fatty Acid (LH) dan menghasilkan Radical Lipid (L●). Selanjutya L● yang bereaksi dengan molekul O2 dan membentuk Radical Peroxyl Lipid (LOO●). LOO● melalui reaksi siklisasi untuk membentuk endoperoksida, yang akhirnya membentuk MDA Alzheimer merupakan penyakit yang disebabkan adanya penumpukkan peptida Amyloid β yang membentuk plak di dalam otak yang mengganggu fungsi synaps dan mengakibatkan kematian neuron. Amyloid β dipercaya dapat memicu terjadinya kerusakan membran sel sehingga mengganggu keseimbangan Ca2+ pada mitokondria. Hal ini dapat menginduksi produksi ROS yang berlebihan dan menyebabkan terjadinya kerusakan sel neoron yang menyebabkan terjadinya Alzheimer. Berkurangnya hormon estrogen pada wanita menopause mengakibatkan berkurangnya antioksidan endogen yang dapat mencegah terjadinnya keruskan sel neuron yan diinduksi oleh peningkatan ROS. Hormon estrogen memiliki kemampuan dalam menginduksi produksi antioksidan endogen yang diperlukan untuk mencegah terjadinya Stress Oksidatif. Obat-obatan yang diberikan pada penderita Alzheimer memikliki efek samping yang tidak diharapkan seperti insomnia, gastritis dan lainnya. Kacang Tunggak merupakan tanaman yang mengandung senyawa fitoestrogen yang didominasi jenis genistein. Genistein memiliki kemiripan struktural dengan estrogen endogen. Genistein membantu meningkatkan ekspresi enzim antioksidan secara alami, sehingga ROS dapat dinonaktifkan. Sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya Stress Oksidatif yang dapat menyebabkan Alzheimer pada wanita meopause. Tujuan penelitian ini untuk membuktikkan ekstrak ethanol Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dapat menurunkan kadar Malondialdehyde (MDA) dan ekspresi Amyloid β pada otak tikus putih (Rattus norvegicus) tua model ovariektomi. Metode yang digunakan adalan eksperimental post test control design. Sampel yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) betina yang dikondisikan hipoestrogen dengan tindakan ovariektomi sehingga menyerupai kedaan menopause. Jumlah replikasi pada penelitian ini adalah 6 replikasi dengan 1 kelompok kontrol positif, 1 kelompok kontrol negatif 1 kelompok estradiol, 1 kelompok dengan pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dosis 1,25mg/kgbb/hari, 1 kelompok dengan pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dosis 2.5 mg/kgbb/hari, dan 1 kelompok dengan pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dosis 5mg/kgbb/hari. Kadar MDA di ukur dengan ELISA dan ekspresi Amyloid β di ukur dengan pengamatanvii Immunofluorescence. Analisis data secara statistik menggunaka One Way Anova yang dilanjutkan dengan Multiple Comparisson berupa Least Significant Different (LSD). Hasil uji Shapiro-Wilk untuk normalitas data diperoleh bahawa kadar MDA dan ekspresi Amyloid β untuk masing-masing kelompok pengamatan telah menunjukkan pvalue yang kesemuanya memiliki nilai lebih esar dari taraf signifikansi α = 0.005, Jadi semua data telah memenuhi uji prasyarat parametrik. Berdasarkan hasil uji perbandingan berganda sengan uji LSD menunjukkan bahwa ada terjadi peningkatan rerata kadar MDA kelompok kontrol negatif (tanpa ovariektomi) (3.18±0.018) ke kelompok kontrol positif (dengan ovariektomi)(3.38±0.204). adanya perbedaan yang bermakna rerata kadar MDA otak antara kelompok kontrol positif (Rattus norvegicus hipoestrogen) (3.38±0.204a) dengan kelompok perlakuan pemberian estradiol dosis 0.18 mg/kg/BB/hr (3.07±0.208bc) ,kelompok perlakuan 1 dengan pemeberian ekstrak ethanol kacang tunggak dengan dosis 1.25 mg/kg BB/hr (3.11±0.164bc), kelompok perlakuan 2 dengan pemeberian ekstrak ethanol kacang tunggak dengan dosis 2.5 mg/kg BB/hr (3.09±0.148bc), dan kelompok perlakuan 3 dengan pemebrian ekstrak ethanol kacang tunggak dengan dosis 5 mg/kg BB/hr (2.86±0.142c). Hal ini berarti ada pengaruh dari perlakuan pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak berbagai dosis berupa penurunan kadar MDA. Melalui uji Pearson yang dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antara pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dengan kadar MDA otak di dapatkan keeratan yang bermakna dengan p-value lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0.05 (p value 0.002). Keeratan hubungan antara pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dengan kadar MDA otak dalam kategori kolerasi yang kuat (-0.707). Berdasarkan hasil uji perbandingan berganda sengan uji LSD ada perbedaan yang bermakna rerata kadar MDA antara kelompok kontrol positif (tikus yang di ovariektomi) (9.2±2.52a) dengan perlakuan perlakuan pemberian ekstrak ethanol kacang tunggak dosis 1.25 mg/kgBB/hari (4.84±1.85b), 2.5 mg/kgBB/hari (3.1±1.62bc), dan 5 (1.01±0.44c) mg/kgBB/hari. Hal ini berarti bahwa perlakun pemberian ekstrak etanol kacang tunggak dosis 1.25/kgBB/hari mg, 2.5 mg/kgBB/hari, dan 5 mg/kgBB/hari memiliki pengaruh terhadap ekspresi Amyloid β. Sehingga dapat dikatakan bahwa perlakuan pemberian ekstrak etanol kacang tunggak berbagai dosis berpengaruh bermakna terhadap penurunan ekspresi Amyloid β pada otak tikus putih tua yang di ovariektomi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ethanol kacang tunggak dalam berbagai dosis dapat menurunkan kadar MDA dan ekspresi Amyloid β pada otak tikus tua (Rattus norvegicus) yang di ovariektomi