Pengaruh Level Pupuk Nitrogen Terhadap Produktivitas Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum Cv. Taiwan) Dan Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Pada Umur Potong 45 Hari
Main Authors: | Utama, Widiandika Putra, Prof. Ir. Hendrawan S., M. Rur. Sc., P. hD. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187842/1/Widiandika%20Putra%20Utama.pdf http://repository.ub.ac.id/187842/ |
Daftar Isi:
- Pakan merupakan komponen esensial dalam usaha peternakan, biaya produksi yang digunakan dalam pakan merupakan biaya terbesar dalam produksi peternakan. Peningkatan produksi dan populasi ternak diperkirakan dapat meningkatkan kebutuhan pakan, terutama hijauan pakan. Hijauan merupakan sumber pakan utama yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia terutama ternak sapi perah yang sangat membutuhkan kecukupan hijauan. Hijauan yang biasa digunakan oleh peternak adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kecukupan hijauan tersebut membutuhkan pemupukkan x sebagai upaya memperbesar produktivitas hijauan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat, yaitu selama 45 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian level pupuk urea terhadap produktivitas rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan umur panen selama 45 hari. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan evaluasi produktivitas dan nilai agronomi penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan level pemupukkan yang terbaik dengan umur panen yang singkat, serta dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017—Februari 2018 di laksanakan pada Laboratorium Terpadu Universitas Brawijaya di desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang untuk pengujian penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott), Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya untuk pengujian BK. Laboratorium Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya untuk pengujian Leaf area dan peminjaman alat SPAD. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) untuk pengujian profil tanah. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott) yang berasal dari KUD Karangploso dengan menggunakan stek batang dengan umur pemanenan 45 hari, serta pupuk urea dengan tiga level yang berbeda. Ukuran petak penanaman yang digunakan adalah 2 x xi 2 m dengan jarak tanam 0,5 m setiap tanaman. Metode penelitian yang digunakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah 2 jenis varietas rumput yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Faktor kedua yang digunakan adalah 3 level pemupukkan yaitu L1 300 Kg N/Ha/Tahun (32,61 g/petak/45 hari), L2 400 Kg N/Ha/Tahun (43,48 g/petak/45 hari), dan L3 500 Kg N/Ha/Tahun (54,35 g/petak/45 hari). Ulangan penelitian yang digunakan sebanyak 4 ulangan, sehingga sampel keseluruhan pada penelian sebanyak 24 sampel. Variabel yang diamati antara lain, produksi berat segar, produksi biomassa, tinggi tanaman, jumlah anakan, diameter batang, jumlah daun, leaf area, klorofil unit dengan SPAD, imbangan batang dan daun, dan estimasi hijauan yang mampu dikonsumsi oleh ternak. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (Anova) dan jika ditemukan perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pertama yaitu varietas rumput memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada produksi berat segar, produksi biomassa, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, leaf area, dan imbangan batang dan daun. Faktor varietas juga berpengaruh nyata (P<0,05) pada jumlah anakan. Namun, faktor varietas tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada klorofil unit dengan SPAD. Faktor varietas menunjukkan rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) unggul dalam produksi berat segar (23,49±6,493 ton/ha), produksi biomassa (2,835±0,7865 ton/ha), tinggi tanaman (128,76±8,705 cm), dan leaf area (124,571±11,3406 cm2). Sedangkan, faktor xii varietas pada rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) unggul dalam diameter batang (16,72±0,851 mm), jumlah daun (9,84±0,620 helai), jumlah anakan (13,88±1,057 batang/rumpun), klorofil unit (31,930±1,7476 unit) dan imbangan batang dan daun (1:1,623±0,1485). Faktor level pemupukkan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada jumlah anakan dengan nilai tertinggi pada level pemupukkan L3 500 Kg N/Ha/Tahun (14,29±0,786 batang/rumpun). Faktor level pemupukkan juga memberikan pengaruh nyata pada diameter batang, dengan nilai tertinggi pada level pemupukkan L3 500 Kg N/Ha/Tahun (16,31±1,216 mm). Faktor level pemupukkan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) pada produksi berat segar, produksi biomassa, tinggi tanaman, jumlah daun, leaf area, klorofil unit dengan SPAD, dan imbangan batang dan daun, dengan nilai tertinggi pada level pemupukkan L3 500 Kg N/Ha/Tahun pada produksi berat segar (21,87±8,380 ton/Ha), produksi biomassa (2,640±1,0133 ton/Ha), tinggi tanaman (102,62±33,711 cm), jumlah daun (9,53±0,918 helai), leaf area (113,705±19,0937 cm2), klorofil unit (32,457±2,0078 unit), dan imbangan batang dan daun (1:1,353±0,3685). Hasil interaksi antara kedua faktor menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) pada semua variabel. Interaksi kedua faktor yang diperoleh dari interaksi antara rumput gajah dan level pemupukan L3 500 Kg N/Ha/Tahun menghasilkan nilai tertinggi pada produksi berat segar (27,93±7,976 ton/Ha), produksi biomassa (3,372±0,9653 ton/Ha), tinggi tanaman (133,73±8,299 cm), leaf area (130,298±9,8057 cm2), dan klorofil unit (32,595±2,6805 unit). Interaksi kedua faktor yang dihasilkan antara rumput odot dengan level pemupukkan L2 400 Kg N/Ha/Tahun menghasilkan nilai tertinggi pada diameter batang xiii (17,08±0,562 mm). Interaksi kedua faktor yang dihasilka antara rumput odot dengan level pemupukkan L3 500 Kg N/Ha/Tahun menghasilkan nilai tertinggi pada jumlah daun (10,07±0,853 helai), jumlah anakan (14,83±0,636 batang/rumpun), dan imbangan batang dan daun (1:1,673±0,1282). Estimasi hijauan yang mampu dikonsumsi ternak menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) pada perbedaan jenis tanaman, nilai tertinggi dihasilkan pada rumput odot yang dikonsumsi segar (15,610±2,4228 ton/Ha) dan dikonsumsi bahan kering (1,886±0,2942 ton/Ha). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor pengaruh varietas rumput gajah memiliki keunggulan pada jumlah produksi segar, produksi biomassa, tinggi tanaman, leaf area, sedangkan rumput odot unggul dalam jumlah daun, jumlah anakan, diameter batang, klorofil unit dengan SPAD, dan imbangan batang dan daun. Faktor pengaruh level pemupukkan menunjukkan semakin tinggi level pemupukan yang diberikan menunjukkan hasil tertinggi meliputi berat segar, biomassa, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah helai daun, jumlah anakan, Leaf area, jumlah klorofil, dan imbangan batang dan daun. Interaksi antara faktor varietas dan level pemupukan menunjukkan rumput gajah dengan level pemupukan L3 memberikan hasil terbaik pada berat segar, biomassa, tinggi tanaman, leaf area, dan jumlah klorofil unit dengan SPAD. Rumput odot dengan level pemupukkan L2 memberikan hasil terbaik pada diameter batang. Rumput odot dengan level pemupukkan L2 memberikan hasil terbaik pada helai daun, jumlah tunas, dan imbangan batang dan daun.