Studi Fenomenologi: Pengalaman Tim SAR Dalam Menangani Orang Dengan Hipotermia Di Gunung Semeru
Main Authors: | Ridha, Monika Wulan Sapta, Dr. Asti Melani Astari,, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat, Ns. Tony Suharsono, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187814/1/Monika%20Wulan%20Sapta%20Ridha.pdf http://repository.ub.ac.id/187814/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu olahraga di alam bebas yang beberapa dekade terakhir terus mengalami peningkatan. Permasalahan yang terjadi dalam 10 tahun terakhir masih banyak di temukan pendaki yang melakukan pendakian tanpa persiapan sehingga mengakibatkan kecelakaan di gunung. salah satu ancaman yang mengakibatkan kecelakaan di gunung adalah curah hujan yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan resiko terkena hipotermia. Hipotermia dapat menjadi masalah yang serius apabila tidak segera mendapatkan penanganan pre hospital. SPGDT merupakan pelayanan pre hospital yang ada di Indonesia dan merupakan sistem kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dimana adanya integrasi pelayanan antara Komando Nasional dengan Public Safety Center yanga berada di Kabupaten/Kota. Dalam pelayanan PSC tentu tidak bisa berjalan sendiri sehingga melibatkan berbagai sektoral masyarat seperti Tim SAR sebagai tim penyelamat. Tim SAR akan bergerak cepat dan menjadi koordinator lapangan untuk menerima laporan awal, melakukan operasi SAR, stabilisasi korban, dan evakuasi korban. Peran Tim SAR sebagai first responder sangat menentukan keselamatan korban. Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara yang dilakukan oleh salah satu Tim SAR Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, didapatkan data bahwa hambatan penyelamatan orang dengan hipotermia adalah kondisi cuaca yang berubah secara tiba-tiba, kemudian jarak yang jauh antara basecamp dan tempat kejadian juga akan memperpanjang waktu menuju tempat kejadian, peralatan medis yang di bawa pun tidak memadai. Partisipan juga mengatakan bahwa ada suatu kebahagiaan apabila bisa menyelamatkan sesama, merasa bisa menjadi orang yang berguna dan itu sangat menyenangkan. Tujuan umum penelitian ini adalah Mengeksplorasi makna pengalaman Tim SAR dalam menangani orang dengan hipotermia di Gunung Semeru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatifviii dengan pendekatan Interpretative Phenomenologist. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan proses analisa data menggunakan metode Van Manen dengan 3 metode yaitu the detailed or line-by-line approach, the selective or highlighting approach, dan the holistic approach. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah munculnya 10 tema yaitu : Merasa proses menolong beresiko pada keselamatan diri; Merasa cemas akan keselamatan diri saat melakukan pertolongan; Rasa peduli terhadap korban yang memerlukan pertolongan; Berusaha memberikan penanganan yang optimal; Sadar terhadap kewajiban dan tanggung jawab sebagai Tim SAR; Menolong dengan keterbatasan sarana prasarana; Merasa jerih payahnya menolong kurang dihargai korban; Belum optimalnya koordinasi Tim SAR dengan fasilitas kesehatan; Dukungan sosial keluarga terhadap tugas Tim SAR; dan Rasa bangga saat berhasil melakukan pertolongan. Kondisi lingkungan saat menolong beresiko tinggi menjadi salah satu resiko tim sar. Karena bekerja di lingkungan pegunungan, hutan dana lam bebas. Kondisi tersebut memunculkan perasaan cemas akan keselamatan diri saat melakukan pertolongan. Tidak hanya perasaan cemas, perasaan peduli juga muncul diri tim SAR kepada korban. Kepedulian yang muncul itu mengakibatkan korban melakukan pertolongan dengan hati-hati, dikarenakan berkaitan dengan keselamatan manusia. Keharusan penyelamatan dengan kehati-hatian dan kepedulian akan keselamatan korban ini memunculkan tanggung jawab pada diri tim SAR. Tetapi di sisi lain, saat melakukan pertolongan muncul keterbatasan, terutama sarana dan prasarana. Bahkan hal negative juga sering muncul seperti mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pendaki yang telah diberi pertolongan. Tetapi tim SAR harus melakukan tugas dengan baik dan professional. Hasil penelitian ini diharapkan kedepannya dapat memberikan gambaran mengenai penanganan hipotermia khususnya di gunung, sehingga dapat menjadi landasan perbaikan dan peningkatan dalam menangani korban hipotermia di Gunung Semeru