Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Terhadap Pengetahuan dan Efikasi Diri Dalam Melakukan CPR pada Mahasiswa Keperawatan di STIKES Dian Husada Mojokerto
Main Authors: | Lactona, Iil Dwi, Prof. Dr. dr. Loeki Enggar Fitri,, M. Kes., Sp. ParK, Ns. Suryanto,, S. Kep., M. Nurs., PhD |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187779/1/Iil%20Dwi%20Lactona.pdf http://repository.ub.ac.id/187779/ |
Daftar Isi:
- Henti jantung adalah kasus yang sering terjadi di luar rumah sakit dan penyebab utama kematian hingga saat ini. Di negara berkembang, 80% kematian disebabkan penyakit kardiovaskuler. Cardiopulmonary resuscitation (CPR) diperlukan sebagai prosedur darurat penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup seseorang dengan serangan jantung mendadak. Mahasiswa keperawatan sebagai bystander CPR, harus memiliki kompetensi dalam penatalaksanaan korban henti jantung secara cepat dan tepat. Upaya memberikan pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR berkualitas bagi mahasiswa keperawatan sebagai bekal praktik klinik di rumah sakit di masa pandemi COVID-19 salah satunya adalah blended learning yaitu dengan menggabungkan pembelajaran secara online dan tatap muka. Metode inovasi blended learning dalam melakukan CPR, dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa keperawatan daripada pembelajaran secara tatap muka atau online saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran blended learning terhadap pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan di STIKES Dian Husada Mojokerto. Metode yang digunakan desain kuantitatif dengan pendekatan quasy eksperimental design dalam bentuk pre-test-post-test control group design. Lokasi penelitian di STIKES Dian Husada Mojokerto. Jumlah responden dalam penelitian ini ada 30 mahasiswa diambil menggunakan simple random sampling yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu eksperimen dengan blended learning dan kontrol online. Teknik pengambilan data melalui kuesioner dalam bentuk Google Form yang dikirimkan melalui Google Classroom. Hasil analisis data diperoleh karakteristik responden berdasarkan umur pada kelompok eksperimen seluruhnya berumur 23 tahun, pada kelompok kontrol dominan adalah 23 tahun dan sebagian kecil berumur 24 tahun. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kedua kelompok samasama dominan adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang dan hanya 2 responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan analisis data menggunakan uji paired sample t test variabel pengetahuan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai p=0,000 yang artinya terdapat perbedaan signifikan pengetahuan dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan. Pada hasil uji wilxocon variabel efikasi diri didapatkan nilai p=0,001, maka menunjukkan perbedaan signifikan efikasi diri dalam melakukan CPR mahasiswa keperawatan. Hasil analisis data menggunakan uji paired sample t test variabel pengetahuan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p=0,063 dan efikasi diri dengan p=0,489, maka tidak ada perbedaan signifikan pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR ssebelum dan sesudah diberikan pembelajaran online pada mahasiswa keperawatan. Hasil uji t tidak berpasangan menggunakan uji independent sample t test variabel pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh p=0,000 dan hasil uji mann witney u test variabel efikasi diri didapatkan p=0,011 artinya terdapat perbedaan signifikan pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR antara kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran blended learning dan kontrol yang diberikan pembelajaran online. Berdasarkanviii hasil perhitungan uji N-Gain score variabel pengetahuan pada kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran blended learning dan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran online, menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah sebesar 66,96% dengan nilai N-Gain score minimal 42,86% dan maksimal 100% yang artinya pembelajaran blended learning cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan. Hasil N-Gain score pada kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata adalah sebesar 10,84% dengan nilai N-Gain score minimal -28,57% dan maksimal 57,14% yang artinya pembelajaran online tidak efektif untuk meningkatkan pengetahuan dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan. Sedangkan hasil uji N-Gain score efikasi diri pada kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran blended learning adalah sebesar 58,92% dengan nilai N-Gain score minimal -7,69% dan maksimal 100% yang artinya metode pembelajaran blended learning cukup efektif digunakan untuk meningkatkan efikasi diri dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan. Sedangkan pada kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran online menunjukkan nilai rata-rata N-Gain score adalah -21,78% dengan nilai NGain score minimal -466,67% dan maksimal 100% yang artinya metode pembelajaran online tidak efektif digunakan untuk meningkatkan efikasi diri dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan. Kedua kelompok menunjukan peningkatan pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR, tetapi peningkatan lebih tinggi ada pada kelompok yang diberikan pembelajaran blended learning. Upaya pemberian informasi melalui pembelajaran blended learning akan meningkatkan intensitas stimulus pada indera penerimanya baik penglihatan maupun indera pendengaran pada alat peraga sehingga pengetahuan dan efikasi diri responden akan lebih meningkat sehingga memberikan pengaruh yang signifikan. Dalam penelitian ini metode pembelajaran online yang diberikan memberikan kualitas peningkatan pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR pada mahasiswa yang rendah karena pembelajaran online bersifat terbatas pada materi teoritis dengan faktor yang mempengaruhi menjadi kendala keberhasilan dalam pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran blended learning berpengaruh terhadap pengetahuan dan efikasi diri dalam melakukan CPR pada mahasiswa keperawatan di STIKES Dian Husada Mojokerto. Dengan demikian, pembelajaran blended learning CPR dapat menjadi alternatif metode pembelajaran selama masa pandemi COVID-19 seperti saat ini dan diharapkan mampu dikembangkan untuk pendidikan selanjutnya sebagai kompetensi mahasiswa dalam praktik klinik di rumah sakit.