Analisis Morfometrik Lebah Pekerja Apis Mellifera Pada Dua Ketinggian Tempat Di Malang, Jawa Timur
Main Authors: | Liza, Yunita, Prof. Dr. Ir. Moch. Junus, MS, Dr. Ir. Sri Minarti, MP., IPM., ASEAN Eng. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187761/1/Yunita%20Liza.pdf http://repository.ub.ac.id/187761/ |
Daftar Isi:
- Apis mellifera merupakan salah satu lebah madu yang banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengembangan lebah madu Apis mellifera didasari oleh keragaman genetik. Keragaman yang tinggi akan menguntungkan karena berpeluang untuk lebih mudah beradaptasi pada perubahan lingkungan, sehingga mampu bertahan hidup. Keragaman itu dapat terindikasi pada ciri-ciri morfologi lebah. Morfologi sangat penting untuk menentukan pertumbuhan spesies lebah, karena dengan melihat morfologi lebah madu maka dapat memprediksi produksi dari lebah madu tersebut. Namun diketahui bahwa ketinggian tempat pembudidayaan dapat mempengaruhi morfologi lebah. Hal tersebut diakibatkan oleh kondisi mikroklimat yang meliputi suhu, kelembaban, intensitas curah hujan, kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan viii morfometrik lebah pekerja Apis mellifera pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran sedang dan dataran tinggi). Beberapa peneliti di dunia telah melakukan penelitian tentang morfometrik lebah madu Apis mellifera. Namun di Indonesia masih belum banyak penelitian tentang morfometrik lebah pekerja Apis mellifera yang diambil khusus dari wilayah Indonesia, terutama di Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persentase ukuran morfometrik lebah pekerja Apis mellifera pada dua ketinggian tempat (dataran tinggi dan di dataran sedang) di Malang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Januari hingga bulan April 2020 di peternakan lebah PT. Kembang Joyo yang berada di Karangploso dan Tumpang. Materi yang digunakan sebanyak 50 ekor lebah pekerja Apis mellifera yang dikoleksi dari 10 koloni. Masing-masing lokasi terdiri dari 5 koloni dan setiap koloni terdiri dari 5 ekor lebah pekerja Apis mellifera. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode study field. Pengukuran bagian-bagian tubuh lebah pekerja menggunakan Electronic Digital Caliper 150 mm dan data hasil pengukuran dianalisa dengan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panjang sayap depan (PSD), panjang abdomen (PA) dan panjang tibia tungkai belakang (PTB) lebah pekerja Apis mellifera pada dataran tinggi dan dataran sedang berbeda sangat nyata (P<0.01). Sedangkan panjang probosis (PP), lebar sayap depan (LSD) dan panjang femur tungkai belakang (PFTB) di dataran tinggi dan dataran sedang tidak berbeda nyata (P>0.05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat dataran tinggi dan dataran sedang dapat berpengaruh terhadap morfometrik lebah pekerja Apis mellifera. Ukuran tubuh lebah pekerja Apis mellifera di dataran tinggi lebih besar dibandingkan lebah pekerja Apis mellifera di dataran sedang.