Karakterisasi dan Evalusasi Kinerja Ekstrak Tanin dari Daun Teh (Camellia sinensis L.) Terimobilisasi pada Lempung Aktif (Activated Clay) untuk Penyisihan Kromium Heksavalen

Main Authors: Tan, Reynold Tantra, Dr. Eng. Evi Kurniati,, STP, MT, Fajri Anugroho,, STP, M. Agr., Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187728/1/Reynold%20Tantra%20Tan.pdf
http://repository.ub.ac.id/187728/
Daftar Isi:
  • Teh merupakan sebuah minuman yang paling banyak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut studi penelitian, teh mengandung senyawa tanin yang cukup banyak. Tanin sendiri merupakan senyawa dengan ikatan kimia hidroksil atau disebut fenol yang dapat menjadi solusi dalam pengolahan dan penyisihan logam berat (Kunnambath dan Thirumalaisamy, 2014). Kromium Heksavalen merupakan salah satu bentuk logam kromium yang bersifat beracun. Oleh karena itu dibutuhkan pengolahan kromium heksavalen ini salah satunya dengan pemanfaatan tanin dalam teh. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Li et al. (2012), tanin diketahui dapat mengelat logam berat seperti kromium. Hal ini dikarenakan tanin memiliki kandungan ikatan hidroksi fenol dalam molekulnya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental di Laboratorium. Percobaan dilakukan dengan melakukan ekstraksi tanin dari daun teh secara maserasi. Kemudian filtrat diproses dan diimobilisasi ke dalam lempung yang telah di aktivasi. Hasil imobilisasi digunakan untuk adsorpsi limbah artifisial kromium heksavalen dengan sistem batch. Karakteristik lempung aktif yang terimobilisasi adalah berwarna hijau muda, berbentuk serbuk, dan berbau. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi limbah 10, 40, 70, dan 100 ppm dengan variasi waktu kontak 15, 30, 60, 120, dan 180 menit. Dari hasil percobaan, diketahui bahwa waktu kontak dan konsentrasi kromium heksavalen berpengaruh terhadap proses penyisihan dan keduanya berhubungan lurus. Efektivitas penyisihan tertinggi didapatkan pada konsentrasi awal 100 ppm dengan waktu kontak 180 menit yaitu sebesar 68,816 ppm sedangkan untuk efisiensi penyisihan terbesar pada konsentrasi 10 ppm dengan waktu kontak 180 menit sebesar 99,271%. Model isoterm yang sesuai dengan penelitian ini adalah model isoterm Langmuir dengan nilai regresi (R2) terbesar pada penyisihan konsentrasi 10 ppm dengan nilai 0,998. Kemudian model kinetika adsorpsi mengikuti ordo pertama pada konsentrasi 70 dan 100 ppm dan ordo kedua pada konsentrasi 10 dan 40 ppm. Pengujian Scanning Electrone Microscope-Energy Dispersive X-ray (SEM-EDX) menunjukkan bahwa partikel adsorben lempung aktif sesudah pengontakan cenderung lebih besar dibandingkan sebelum perlakuan karena adanya ikatan dengan unsur-unsur lain