Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas dan Kehalalan Susu Kefir yang Dibeli Melalui E-Commerce Menggunakan Online Survey Methodology

Main Authors: Abdillah, Salsabilla Zahidati, Dr. Siti Narsito Wulan,, STP., MP. MSc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187698/1/Salsabilla%20Zahidati%20Abdillah.pdf
http://repository.ub.ac.id/187698/
Daftar Isi:
  • Beberapa tahun terakhir, tren produk pangan fungsional mulai meningkat termasuk pangan mengandung probiotik. Kefir merupakan salah satu pangan mengandung probiotik yang diproses dengan cara menginokulasikan bulir kefir ke dalam susu. Kefir memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk fermentasi susu lainnya seperti yogurt atau keju, karena mengandung mikroorganisme kompleks dan spesifik serta senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Di Indonesia kefir pada mulanya masih menjadi konsumsi pribadi, namun seiring dengan banyaknya testimoni khasiat kefir terhadap kesehatan maka permintaan konsumen kefir semakin meningkat. Saat ini, penjualan kefir masih didominasi oleh penjualan secara daring (e-commerce) dan pasar khusus penjualan pangan fungsional. Berdasarkan risiko kesehatan, kefir termasuk ke dalam kategori pangan dengan tingkat risiko tinggi sehingga pada proses produksi hingga pemasaran perlu diawasi secara ketat untuk menghindari terjadinya kemungkinan bahaya. Selain itu kefir mengandung hasil metabolit berupa etanol yang menjadi faktor krusial penentuan kehalalan produk pangan. Terutama pada penjualan melalui daring, dimana penerapan dan pengawasan regulasi pemerintah belum optimal sehingga kontrol kualitas dan kehalalan berada di tangan produsen dan konsumen. Pada penelitian ini dilakukan pemetaan tingkat pengetahuan kualitas dan kehalalan kefir serta persepsi kualitas dan kehalalan kefir yang dibeli melalui e-commerce menggunakan online survey methodology. Hasil yang diperoleh, dari 100 responden yang mengisi survei (n=100) diketahui tingkat pengetahuan kualitas kefir berada pada tingkat tinggi, tingkat pengetahuan kehalalan kefir berada pada tingkat tinggi, persepsi kualitas kefir yang dibeli melalui e-commerce baik, dan persepsi kehalalan kefir yang dibeli melalui e-commerce juga baik. Selain itu, dilakukan analisis faktor yang mempengaruhi persepsi menggunakan analisis regresi linear berganda, dimana hasilnya pengetahuan kualitas kefir, riwayat pembelian dan jenis kemasan produk secara simultan mempengaruhi persepsi kualitas kefir yang dibeli melalui e-commerce sebesar 8,9%. Sedangkan faktor pengetahuan kehalalan dan agama tidak mempengaruhi persepsi kehalalan kefir yang dibeli melalui e-commerce, namun agama secara parsial mempengaruhi persepsi kehalalan kefir yang dibeli melalui e-commerce pada tingkat signifikansi 10% (α= 0,10).