Penetapan Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza) dengan Teknik Maserasi dan Remaserasi

Main Authors: Khofiyya, Shifa Nida’ul, apt. Bachtiar Rifai Pratita Ihsan, S.Farm., M.Farm., apt. Alvan Febrian Salas, S.Farm., M.Farm.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187665/1/Shifa%20Nida%E2%80%99ul%20Khofiyya.pdf
http://repository.ub.ac.id/187665/
Daftar Isi:
  • Salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan senyawa kurkumin pada Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah dengan ekstraksi. Metode ekstraksi yang banyak digunakan adalah maserasi, namun metode ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam prosesnya. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan remaserasi. Untuk mengetahui keefektifan metode ekstraksi yang digunakan, dilakukan penetapan kadar kurkumin menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penetapan kadar kurkumin pada ekstrak etanol 96% rimpang temulawak yang diekstraksi dengan metode maserasi selama 12 jam dan metode remaserasi dengan pergantian pelarut setiap 3 jam pada total waktu 9 jam. Kondisi HPLC yang digunakan adalah fase gerak asetonitril : asam asetat glasial 1% (pH 2,660) dengan perbandingan 45:55, laju alir 1 mL/menit, suhu kolom 30°C, volume injeksi sampel 20 μL dan waktu running 15 menit. Parameter validasi metode yang dilakukan adalak selektivitas (λmaks standar dan sampel 427 nm; waktu retensi standar dan sampel ±12,5 menit; resolusi sampel ± 1,7), linearitas (y= 157248,21x -138875,27; r=0,9999), LOD (0,875 ppm), LOQ (2,653 ppm), akurasi (98,72%-99,57%), dan presisi (0,54%-1,15%). Kadar kurkumin ekstrak etanol 96% rimpang temulawak pada metode maserasi rata-rata adalah 6,834 ± 0,320% (%b/b) sedangkan pada metode remaserasi rata-rata adalah 6,383 ± 0,278% (%b/b), dimana hasil uji statistic t tidak berpasangan menunjukkan hasil 0,003 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstraksi temulawak dengan metode maserasi dan metode remaserasi.