Perbedaan Tingkat Kecukupan Protein Dengan Pemberian Edukasi Gizi Menggunakan Aplikasi “GIZIKU” Pada Remaja Sekolah Menengah Pertama” pada Remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Main Authors: | Amellia, Rifdah, Inggita K, S.Gz, M.Biomed, Olivia Anggraen, S. Gz., M. Biomed |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187606/1/Rifdah%20Amellia.pdf http://repository.ub.ac.id/187606/ |
Daftar Isi:
- Ketidakcukupan asupan protein adalah kondisi kurangnya asupan protein yang dapat menimbulkan masalah gizi berbahaya pada remaja. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang terjadi banyak perubahan dalam tubuhnya. Perubahan-perubahan yang terjadi dan ketidakcukupan asupan protein tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah gizi pada remaja, seperti Kurang Energi Kronis (KEK). Faktor penyebab terjadinya KEK, yaitu ketidakseimbangan asupan zat gizi berupa kalori dan protein, kurangnya pengetahuan, serta penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan protein dengan pemberian edukasi gizi menggunakan aplikasi “GIZIKU” pada remaja SMP. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan pendekatan one group pre-post test design dan teknik simple random sampling. Pengambilan data asupan protein menggunakan repeated 24 H recall pada weekday dan weekend yang dilakukan pada satu kelompok intervensi sebanyak 50 responden yang mendapatkan edukasi gizi menggunakan media edukasi aplikasi “GIZIKU”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perbedaan tingkat kecukupan protein dengan pemberian edukasi menggunakan aplikasi GIZIKU dikarenakan nilai P>0,05 (P = 0,178) dalam uji Wilcoxon Signed Rank Test. Pada asupan protein hewani dan nabati juga tidak terdapat perbedaan dengan pemberian edukasi menggunakan aplikasi GIZIKU dikarenakan nilai P>0,05 dalam uji Paired Sample T Test. Meskipun tidak terdapat perbedaan, tetapi aplikasi GIZIKU bisa dijadikan sebagai salah satu media edukasi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa data yang tidak homogen pada data karakteristik sebagai faktor perancu dan karakterstik responden.