Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Ketepatan Permintaan Obat di Beberapa Puskesmas Kabupaten Malang
Main Authors: | Fahira, Jihan, apt. Ayuk Lawuningtyas Hariadini, S.Farm.,M.Farm, apt. Tamara Gusti Ebtavanny, S.Farm.,M.Farm. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/187578/1/Jihan%20Fahira.pdf http://repository.ub.ac.id/187578/ |
Daftar Isi:
- Salah satu indikator pengelolaan obat yaitu pengadaan obat. Pengadaan obat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat, dan akan mempengaruhi ketersediaan obat pada puskesmas. Pengadaan obat harus dilakukan dengan baik demi tercapainya ketersediaan obat yang sesuai dengan ketepatan permintaan obat. Ketepatan permintaan obat dapat diprediksi dengan jumlah obat yang di minta untuk satu periode dibagi dengan total pemakaian obat perperiode, rentang yang dianggap baik adalah 100-120%. Seluruh kegiatan pengelolaan obat dilaksanakan oleh penanggung jawab ruang farmasi yaitu seorang apoteker atau tenaga teknis kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pengelola obat dengan ketepatan permintaan obat di beberapa Puskesmas Kabupaten Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel puskesmas yaitu cluster random sampling dan responden dengan total sampling, dan analisis dilakukan pada 20 obat indikator. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar pengumpul data permintaan obat tahun 2016-2018. Hasil rata-rata persentase ketepatan permintaan obat dari 12 puskesmas adalah 141,92% (kurang). Hasil persentase ketepatan permintaan obat dari 12 puskesmas kabupaten malang yaitu 3 puskesmas kategori baik, 1 puskesmas kategori cukup, dan 8 puskesmas kategori kurang. Hasil uji statistik korelasi dengan Uji Rank Spearman menunjukkan nilai Rank Spearman adalah -0,047 (p=0,884), yang menandakan bahwa korelasi sangat lemah antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan permintaan obat. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendidikan tidak selalu mempengaruhi ketepatan permintaan obat, melainkan dapat dipengaruhi masa kerja, pengalaman dalam pengelolaan obat.