Evaluasi Perencanaan Mitigasi Bencana Longsor Di Kabupaten Malang Dengan Pendekatan Sistem Dinamik

Main Authors: Al Hafidz, Rifqy, Agustina Eunike, ST., MT., M.BA., Ihwan Hamdala, ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187470/1/Rifqy%20Al%20Hafidz.pdf
http://repository.ub.ac.id/187470/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak wilayah pegunungan dan terletak di antara tiga pertemuan lempeng dunia, hal ini membuat Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap bencana alam. Kejadian bencana alam yang mengalami pertumbuhan setiap tahunnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, khususnya Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Bencana tanah longsor memberikan jumlah kerugian berupa korban jiwa (Number of Casualties) yang cukup besar di Kabupaten Malang yang mencapai ±1200 jiwa. Strategi yang dilakukan pemerintah telah memberikan peran besar dalam antisipasi apabila terjadinya bencana alam akan tetapi, strategi tersebut belum mengukur dampak dari penerapan strategi kepada masyarakat sekitar apabila terjadinya bencana dan nilai kerugian yang dari perencanaan strategi yang diperlukan simulasi untuk melihat dampak dari penerapan strategi oleh pemerintah. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dan penelitian simulasi yang melakukan pendeskripsian. Penelitian ini dilakukan di Desa Sumberejo, Kabupaten Malang dan BPBD Kabupaten Malang pada Mei 2020-April 2021. Penelitian dimulai dengan diskusi dengan pihak anggota BPBD dan pengamatan lapangan, untuk menentukan identifikasi masalah, rumusan masalah hingga tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini beragam, sebagai contoh pada pengumpulan data primer peneliti melakukan wawancara dengan pihak petugas BPBD Kabupaten Malang, penanggung jawab rekonstruksi, kepala daerah serta observasi atau pengamatan secara langsung dan tidak langsung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sistem dinamik yang dalam metode tersebut terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui yang berupa, pembuatan model Causal Loop Diagram (CLD) yang menghasilkan 3 sub-model yaitu sub-model populasi, bangunan dan logistik. Model Causal Loop Diagram (CLD) kemudian divalidasi. CLD yang telah dinyatakan valids kemudia dibentuk menjadi model simulasi Stock and Flow Diagram (SFD) yang kemudian dilakukan Dry Run, verifikasi dan validasi model. Model SFD kemudian dianalisis serta dibuatkan skenario untuk mendapatkan hasil tujuan yang optimal yaitu, minimasi variabel Number of Casualties. Hasil dari penelitian didapatkan 3 bentuk sub-model SFD yang berupa sub-model populasi, bangunan dan logistik. Ketiga sub-model tersebut kemudian diverifikasi dan melewati 4 tahapan uji validasi yang berupa, uji struktur model, uji kecukupan uji kondisi ekstrem dan uji kuantitiatif. Hasil dari simulasi model awal, Number of Casualties disebabkan olehmasukkan dari death rate yang dipengaruhi number of population in region, damaged building factor, early warning system factor dan frequencies of socialization factor. Number of casualties tidak memiliki outflow merupakan akumulasi dari dampak kejadian bencana longsor. Variabel Number of Casualties perlu diminimasi merupakan tujuan dari penelitian ini, sehingga diperlukannya analisis sensitivitas agar menjadi landasan rekayasa skenario. Analisis sensitivitas yang akan diuji berupa variabel terkendali. Variabel tersebut diuji dapat memberikan respons yang sesuai pada sistem aktual. Variabel-variabel yang akan diuji berupa variabel number of early warning system dan number of socialization atau frequencies of socialization. Hasil uji analisis sensitivitas, didapatkan nilai dari variabel number of early warning system mengalami penurunan 11,1% dibandingkan dengan model awal apabila nilai variabel ditambahkan 40%. Variabel Period of Socializationmengalami penurunan sebesar 3,91% dibandingkan dengan model awal apabila nilai variabel dikurangi 40%. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa dari kedua variabel input terkendali yang memiliki pengaruh paling besar adalah number of early warning system. Number of early warning system pada sistem saat ini berjumlah 2 unit yang terletak dari 8 titik rawan longsor dan pelaksanaan sosialisasi selama 6 bulan sekali. Saran peningkatan dilakukan sesuai dengan lokasi titik yang rawan dengan longsor di Desa Sumberejo. Skenario yang didapatkan pada penelitian terdapat 5 jenis skenario. Skenario 1 mengubah nilai Number of Early Warning System dari 2 unit menjadi 4 unit tanpa mengubah Period of Socialization dengan nilai tetap 6 bulan sehingga mengurangi jumlah korban awal dari 128 jiwa menjadi 114 jiwa. Skenario 2 mengubah nilai Number of Early Warning System dari 2 unit menjadi 8 unit tanpa mengubah Period of Socialization dengan nilai tetap 6 bulan sehingga mengurangi jumlah korban awal dari 128 jiwa menjadi 109 jiwa. Skenario 3 tanpa mengubah nilai Number of Early Warning System yang tetap 2 unit dan mengubah Period of Socialization dari 6 bulan menjadi 3 bulan sehingga mengurangi jumlah korban awal dari 128 jiwa menjadi 123 jiwa. Skenario 4 mengubah nilai Number of Early Warning System dari 2 unit menjadi 4 unit dan mengubah Period of Socialization dari 6 bulan menjadi 3 bulan sehingga mengurangi jumlah korban awal dari 128 jiwa menjadi 112 jiwa. Skenario 5 mengubah nilai Number of Early Warning System dari 2 unit menjadi 8 unit dan mengubah Period of Socialization dari 6 bulan menjadi 3 bulan sehingga mengurangi jumlah korban awal dari 128 jiwa menjadi 101 jiwa. Skenario yang terpilih adalah skenario 5 karena mampu meminimasi Number of Casualties lebih besar dibandingkan skenario lainnya.