Potensi Ekstrak Biji Juwet (Syzygium cumini) sebagai Agen Sitotoksik Terhadap Sel Kanker Payudara 4T1

Main Authors: Ardiani, Gita Kurnia, apt. Uswatun Khasanah, S. Farm., M. Farm., apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S. Farm., M. Biomed.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187460/1/-%20Gita%20Kurnia%20Ardiani.pdf
http://repository.ub.ac.id/187460/
Daftar Isi:
  • Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering menyebabkan kematian pada wanita di seluruh dunia. Menurut World Health Organization tahun 2018, terdapat lebih dari 300.000 kasus kanker dengan 16,7% dari total kasus merupakan kanker payudara di Indonesia. Pengobatan kanker payudara dirasa memiliki banyak efek samping yang tidak nyaman, sehingga banyak dikembangkan obat dari tanaman yang dapat digunakan sebagai terapi penunjang kanker payudara, dengan harapan efek samping yang ditimbulkan relatif lebih rendah. Juwet (Syzygium cumini) diketahui mengandung metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak biji Syzygium cumini sebagai agen sitotoksik dalam menghambat proliferasi sel 4T1 dan mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak biji Syzygium cumini. Metode ekstraksi senyawa dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji sitotoksik dilakukan dengan metode MTT assay pada konsentrasi 400, 500, 600, 700, dan 800 μg/ml dengan tiga kali replikasi sehingga diperoleh persen viabilitas sel dan IC50. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak biji Syzygium cumini mengandung metabolit sekunder yaitu fenol, flavonoid, antrakuinon, dan tanin. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak biji Syzygium cumini memiliki nilai IC50 sebanyak 613,924 μg/ml yang termasuk dalam kategori tidak ada aktivitas sitotoksik menurut kriteria Sajjadi et al. (2015). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji Syzygium cumini memiliki nilai IC50 yang besar sehingga membutuhkan dosis yang tinggi dan tidak potensial untuk dikembangkan sebagai obat kanker payudara stadium IV.