Pengamanan Data Menggunakan Hybrid Cryptography Pada Wireless Sensor Network

Main Authors: Ardianyah, Fahmi, Agung Setia Budi, S.T., M.T., M.Eng.Ph.D.,, Rakhmadhany Primananda,, S.T., M.Kom.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/187197/1/FAHMI%20ARDIANSYAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/187197/
Daftar Isi:
  • Pada saat ini Wireless Sensor Network (WSN) berkembang dengan pesat karena dapat diaplikasikan pada berbagai bidang seperti pertanian, transportasi, dan pertambangan. WSN terdiri dari beberapa sensor node yang memiliki sumber daya terbatas dan dapat digunakan pada berbagai macam bidang. Pada perkembangannya terdapat banyak isu dan kendala yang dihadapi, salah satunya adalah keamanan. Keamanan merupakan hal yang sangat penting pada WSN, karena WSN dapat diaplikasikan pada pada bidang yang krusial, seperti pada bidang militer, medis, industri, dan bidang krusial lainnya. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme keamanan yang memiliki tingkat kemanan yang tinggi serta dapat menjamin integritas dari data. Pada penelitian ini, menerapkan mekanisme keamanan Hybrid Cryptography dengan menggunakan algoritme enkripsi Advanced Encryption Standart (AES) untuk menyediakan kerahasiaan data dan Hash based Message Authentication Code (HMAC) untuk memastikan integritas data. Algoritme tersebut akan diaplikasikan pada sensor node yang terdiri dari Light Emitting Diode (LED), sensor ultrasonik dan ESP32 yang menggunakan Bluetooth Low Energy (BLE) sebagai media komunikasi nirkabel. Dalam penelitian ini, menggunakan tiga buah node yang terdiri dari satu node master dan dua node slave. Node slave bertanggung jawab untuk melakukan akuisisi data menggunakan sensor ultrasonik dan melakukan proses enkripsi data. Node master bertugas untuk melakukan proses dekripsi data dan mengendalikan LED. Pengujian keamanan dilakukan dengan menggunakan brute force attack untuk menguji kerahasiaan data dan man in the middle attack untuk menguji integritas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dapat mengetahui perubahan data yang dilakukan oleh attacker dan mengatasi brute force attack yang dilakukan selama lima puluh jam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses enkripsi adalah 0,45 ms dan dibutuhkan rata-rata 7,34 ms untuk melakukan proses dekripsi.