Studi Penerapan Manajemen Aset Irigasi Pada Daerah Irigasi Nglirip Kabupaten Tuban. Dosen Pembimbing
Main Authors: | Kurniawan, Decka Emeraldi, k Dr. Eng Tri Budi Prayogo, ST., MT., Ir. Sri Wahyuni, ST., MT., Ph.D., IPM., PUSDA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186996/1/Decka%20Kurniawan.pdf http://repository.ub.ac.id/186996/ |
Daftar Isi:
- Daerah Irigasi Nglirip Kabupaten Tuban memiliki luas 1292 ha. Kerusakan pada beberapa dapat mempengaruhi kondisi dan fungsi aset. Maka dari itu perlu dilakukan manajemen aset irigasi. Manajemen aset irigasi dimulai dari inventarisasi aset irigasi, penilaian kondisi aset irigasi, hingga perhitungan skala prioritas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penilaian kondisi fisik aset irigasi dan urutan skala prioritas berdasarkan penilaian kondisi sehingga diketahui prioritasnya untuk direhabilitasi. Menentukan urutan skala prioritas didapatkan dengan cara mengurutkan nilai kondisi fisik yang terkecil dan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Inventarisasi aset irigasi berdasarkan skema jaringan irigasi yaitu Bangunan Utama, Bangunan Pelengkap dan Saluran Pembawa. Semua aset irigasi dinilai menggunakan Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Irigasi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2018. Perhitungan metode AHP dimulai dengan membuat struktur jaringan (tujuan, kriteria, alternatif), mengisi nilai bobot kepentingan, lalu menghitung matriks perbandingan berpasangan. Hasil matriks perbandingan berpasangan digunakan untuk menghitung vektor prioritas dan nilai CR (Consistency Ratio) sehingga didapatkan urutan skala prioritas. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bangunan utama dalam kondisi baik (85,08%), saluran pembawa dalam kondisi sedang (76,99%), bangunan pelengkap dalam kondisi sedang (80,99%), Saluran Primer Nglirip Kanan dalam kondisi baik (81,14) dan Saluran Primer Nglirip Kiri dalam kondisi sedang (79,57). Urutan skala prioritas berdasarkan penilaian kondisi fisik yaitu saluran pembawa, Saluran Primer Nglirip Kiri, bangunan pelengkap, Saluran Primer Nglirip Kanan dan bangunan utama. Urutan skala prioritas menggunakan metode AHP berdasarkan alternatif yaitu urutan pertama adalah Saluran Primer Nglirip Kanan, selanjutnya Saluran Primer Nglirip Kiri. Sedangkan berdasarkan kriteria yaitu urutan pertama adalah saluran pembawa, selanjutnya bangunan pelengkap dan bangunan utama.