Analisis Kuat Rencana Elemen Lentur Gedung Laboratorium Kebencanaan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Menggunakan SNI 2847:2019
Main Authors: | Brihaspati, Dr. Ir. Wisnumurti, MT., Ir.Ananda Insan Firdausy, ST.MT,M.Sc. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186979/1/BRIHASPATI.pdf http://repository.ub.ac.id/186979/ |
Daftar Isi:
- Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan gedung merupakan sertifikat tanda bukti bahwa bangunan gedung tersebut telah teruji kelaikan teknis sesuai dengan fungsi bangunan. Bangunan gedung yang telah dibangun sesuai dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) perlu diuji kelaikan terlebih dahulu sebelum bangunan gedung tersebut dapat digunakan. Sertifikat Laik Fungsi (SLF) diterbitkan oleh pemerintah atas dasar Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan hasil pemeriksaan persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi bangunan. Namun, beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kesukaran mendapatkan SLF yang sering terjadi di Indonesia, seperti probelamatika pendetailan desain, pelaksanaan konstruksi, atau penambahan dan pengurangan tulangan dalam proses konstruksi. Kondisi-kondisi tersebut dapat memunculkan probabilitas kekuatan gedung yang telah dibangun jauh lebih kecil daripada kekuatan rencana hasil perhitungan perencanaan. Sedangkan untuk mendapatkan SLF bangunan gedung dibutuhkan analisis untuk mengetahui kuat nominal berdasarkan peraturan terbaru yang berlaku. Pada kajian ini, objek yang akan digunakan dalam analisis adalah Gedung Laboratorium Kebencanaan Teknik Sipil Universitas Brawijaya dengan mengambil fokus pada elemen lentur struktur. Pembahasan ini dilakukan dengan menganalisis kuat lentur nominal dari elemen lentur berdasarkan SNI 2847:2019. Hasil analisis gedung Laboratorium Kebencanaan Teknik Sipil Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa kapasitas penampang elemen lentur terkecil pada kapasitas momen lapangan dan tumpuan positif sebesar 14058272,38 Nmm dan negatif sebesar 13639059,96 Nmm. Sedangkan kapasitas penampang elemen lentur terbesar pada kapasitas momen lapangan dan tumpuan positif sebesar 310906692,24 Nmm dan negatif sebesar 299025901,3 Nmm. Hasil analisis juga menunjukkan regangan baja terkecil yang terjadi sebesar 0,0056 yang dapat memberikan kesimpulan bahwa penampang elemen lentur pada Gedung Laboratorium Kebencanaan Teknik Sipil Universitas Brawijaya dapat dikategorikan sebagai penampang terkontrol tarik dengan nilai faktor reduksi (Ø) sebesar 0,9. Kata kunci: Elemen Lentur, kapasitas momen nominal, regangan, SNI 2847: 2019