Pengaruh Waktu Perebusan dalam Larutan Enzim Bromelain pada Serat Bambu Petung (Dendrocalamus asper) terhadap Kekuatan Tarik Komposit Bermatrik Epoxy

Main Authors: Arba, Aulia Alit, Rudianto Raharjo, S.T., M.T., Teguh Dwi Widodo, S.T., M.Eng., Ph.D.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186969/1/AULIA%20ALIT%20ARBA.pdf
http://repository.ub.ac.id/186969/
Daftar Isi:
  • Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini berkembang sangat pesat. Banyak inovasi- inovasi yang tercipta. Dampak dari kemajuan teknologi, yaitu banyaknya limbah industri yang tidak bisa di daur ulang, sehingga dapat mencemari lingkungan Banyak bahan alam yang ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan dalam industri, salah satunya serat alam yang berasal dari Bambu Petung (Dendrocalamus asper). Selain itu, buah nanas yang mengandung enzim bromelain juga dapat menggantikan peran NaOH dalam proses penghilangan lignin serat dan juga bersifat ramah lingkungan. Lalu, saat ini banyak pengembangan komposit menggunakan serat alam sebagai penguatnya. Komposit serat alam tersebut dapat menggantikan material logam konvensional yang ada saat ini. Pada penelitian ini penguat komposit yang digunakan adalah serat bambu petung tanpa perlakuan dan serat bambu petung yang diberi perlakuan perebusan menggunakan larutan enzim bromelain pada suhu 60-70°C dengan waktu selama 30, 60, dan 90 menit. Metode pembuatan komposit yang digunakan yaitu metode vacuum assisted resin infusion. Pengujian tarik dilakukan pada spesimen komposit berpenguat serat bambu petung yang sesuai standar ASTM D638-01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu perebusan menghasilkan nilai kekuatan tarik komposit yang semakin tinggi dikarenakan sifat adhesi antara serat dengan matriks epoxy yang semakin baik. Namun peningkatan daya lebih lanjut menyebabkan serat menjadi kering dan mengalami kerusakan. Kekuatan tarik tertinggi terdapat pada komposit berpenguat serat bambu petung dengan waktu perebusan 60 menit sebesar 80,12 MPa, selanjutnya perebusan dengan waktu 90 menit sebesar 78,69 MPa, perebusan dengan waktu 30 menit sebesar 74,78 MPa, dan terendah pada spesimen komposit serat bambu petung tanpa perlakuan sebesar 72,82 MPa. Berdasarkan analisa melalui hasil SEM dan foto makro menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan mengurangi cacat pull out dan debonding pada patahan komposit karena semakin meningkatnya sifat adhesi antara serat dengan matriks epoxy. Selain itu hasil uji wettability juga menunjukkan bahwa sifat kemampubasahan antara serat dengan matriks epoxy semakin baik seiiring dengan meningkatnya lama waktu perebusan.