Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Biji Dan Produksi Fodder Jagung (Zea Mays) Hidroponik Pada Umur Panen Berbeda
Daftar Isi:
- Jagung dipilih karena memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi sebagai sumber pakan ternak. Jagung yang di gunakan sebagai pakan tenak disebut fodder jagung. Fodder jagung dengan sistem hidroponik memiliki banyak keunggulan yaitu penanamannya yang mudah, mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, waktu pemanenan yang lebih singkat dan tidak memerlukan banyak lahan karena dapat dibuat dengan rak-rak bersusun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan biji dan produksi fodder jagung (Zea mays) hidroponik pada umur panen berbeda. Hasil dari penelitian ini diharap dapat digunakan sebagai referensi penggunaan berbagai media tanam dan umur panen fodder jagung sebagai alternatif sumber hijauan yang berkesinambungan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jagung, nampan, air, pasir, dan serbuk bata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Tersarang dengan 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu faktor A (Main Treatment): Air (M1), Pasir (M2), Serbuk bata (M3) dan faktor B (Sub Treatment): umur panen 7 hari (L1), umur panen 14 hari (L2), umur panen 18 hari (L3). Variabel yang diamati adalah presentase biji yang tumbuh, panjang akar, panjang tamanan, produksi bahan kering (BK), produksi serat kasar (SK), produksi protein kasar (PK). Apabila terjadi pengaruh pada perlakuan maka akan dilanjut dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan media tanam memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0,01) terhadap produksi bahan kering (BK) M1 (22,55 ± 2,54 ton/Ha/panen), M2 (14,58 ± 2,60 ton/Ha/panen), M3 (12,43 ± 1,76 ton/Ha/panen), terhadap produksi serat kasar (SK) M1 (4,34 ± 0,73 ton/Ha/panen), M2 (2,66 ± 0,37 ton/Ha/panen), M3 (2,58 ± 0,26 ton/Ha/panen), terhadap produksi protein kasar (PK) M1 (3,46 ± 0,42 ton/Ha/panen), M2 (2,92 ± 0,18 ton/Ha/panen), M3 (1,69 ± 0,02 ton/ha/panen). Serta perbedaan umur panen memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0,01) terhadap terhadap panjang akar L1 (14,22 ± 1,03 cm), L2 (13,39 ± 1,19 cm), L3 (17,72 ± 1,95 cm), terhadap tinggi tanaman L1 (18,89 ± 1,00 cm), L2 (27,72 ± 2,60 cm), L3 (35,61,33 ± 0,71 cm) ̧ terhadap produksi serat kasar L1 (2,56 ± 0,21 ton/Ha/panen), L2 (3,41 ± 0,47 ton/Ha/panen), L3 (3,61 ± 0,69 ton/Ha/panen), terhadap produksi protein kasar L1 (2,6 ± 0,2 ton/Ha/panen), L2 (3,4 ± 0,5 ton/Ha/panen), L3 (3,6 ± 0,7 ton/Ha/panen). Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa penggunaan Penggunaan media tanam air merupakan media terbaik terhadap produksi bahan kering, produksi serat kasar, dan produksi protein kasar. Hasil terbaik dari persentase biji tumbuh, panjang akar, panjang tanaman, dan produksi serat kasar pada umur panen 18 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh interval penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays) hidroponik