Daftar Isi:
  • Kambing merupakan ternak ruminansia yang sangat populer dikalangan petani di Indonesia terutama yang tinggal di pulau Jawa dan di usahakan sebagai usaha sampingan atau sebagai tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksinya relatif mudah. Salah satu jenis Kambing lokal yang dikembangkan adalah Kambing Senduro. Kambing Senduro merupakan galur Kambing Sendruo PE dan menjadi Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH), sehingga perlu dijaga kualitas serta ditingkatkan kuantitasnya dengan meningkatkan produktifitasnya. Produksi susu kambing dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain mutu genetik, umur induk, ukuran dimensi ambing, bobot hidup, lama laktasi, kondisi iklim setempat, daya adaptasi ternak, dan aktivitas pemerahan. Produksi susu Kambing PE dapat diprediksi melalui Body Condition Score (BCS) dan volume ambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara BCS dan volume ambing terhadap produksi susu pada Kambing perah Senduro. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu UPT-PT HMT Singosari dan Kecamatan Senduro pada bulan April (UPT-PT HMT Singosari) dan Oktober (Kecamatan Senduro) 2018. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah ternak Kambing perah Senduro periode laktasi sebanyak 75 ekor yang dibagi menjadi dua yaitu 45 ekor di UPT-PT HMT Singosari dan 30 ekor di Kecamatan Senduro. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan purposive sampling. Variabel yang diukur adalah BCS, volume ambing, dan produksi susu. Data dianalisis menggunakan korelasi regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi produksi susu kambing perah Senduro periode laktasi dengan BCS pada UPT-PT HMT Singosari 0,72 (R2) 51,72 % dan pada Kecamatan Senduro 0,85 (R2) 72,51 %, sedangkan korelasi produksi susu dengan volume ambing pada UPT-PT HMT Singosari 0,86 (R2) 74,92 % dan pada Kecamatan Senduro 0,93 (R2) 87,49 %. Persamaan regresi antara BCS dan volume ambing terhadap produksi susu pada UPT-PT HMT Singosari dan Kecamatan Senduro berturut-turut yaitu BCS Y = -30,70 + 146,59X dan Y = 177,52 + 296,95X, Volume Ambing Y = 8,76 + 0,78X dan Y = 32,36 + 0,79X. Kesimpulan penelitian ini adalah BCS dan volume ambing memiliki hubungan yang positif dan sangat erat dengan produksi susu kambing perah Senduro periode laktasi dikedua lokasi, hal ini ditunjukkan dari koefisien korelasinya yaitu BCS 0,72 (UPT-PT HMT Singosari), 0,85 (Kecamatan Senduro) dan volume ambing 0,865 (UPT-PT HMT Singosari), 0,935 (Kecamatan Senduro). Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk menggunakan volume ambing sebagai prediktor pendugaan produksi susu, karena memiliki nilai koefisien korelasi yang paling tinggi daripada variabel lainnya.