Hubungan antara Premenstrual Syndrome (PMS) dengan Kualitas Tidur Mahasiswi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Main Authors: | Maskuroh, Siti, Dr. Laily Yuliatun, S.Kep., M.Kep., Ns. Ayut Merdikawati, S.Kep., M.Kep. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186930/1/Siti%20Maskuroh.pdf http://repository.ub.ac.id/186930/ |
Daftar Isi:
- Premenstrual Syndrome (PMS) disebut sebagai kumpulan gejala fisik, psikis, dan perilaku yang dapat dirasakan 80-90% wanita usia reproduksi dalam 7-10 hari sebelum dimulainya menstruasi. Penyebab PMS masih belum diketahui secara pasti, namun faktor hormonal, genetik, psikososial, dan gaya hidup mungkin berperan dalam kejadian PMS. Wanita dengan PMS berisiko mengalami gangguan tidur yang dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur pada fase luteal akhir. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara PMS dengan kualitas tidur mahasiswi keperawatan Universitas Brawijaya. Jenis penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan desain deskriptif korelatif dan pendekatan cross�sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan 78 responden. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 39 orang (50%) mengalami gejala PMS ringan, 30 orang (39,7%) gejala PMS sedang, dan 8 orang (10,3%) gejala PMS berat. Penelitian menunjukkan sebanyak 75 orang (96,2%) mengalami kualitas tidur yang buruk dan 3 orang (3,8%) kualitas tidur baik. Analisis data menggunakan uji Spearman’s Rank yang didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi yaitu 0,401. Kesimpulan yang didapatkan adalah ada hubungan antara PMS dengan kualitas tidur mahasiswi dengan tingkat korelasi sedang dan arah hubungan positif, artinya PMS yang parah dapat memperburuk kualitas tidur mahasiswi. Disarankan kepada mahasiswi untuk melakukan penanganan untuk mengurangi gejala PMS dan menghindari faktor risiko yang dapat memperberat gejala PMS maupun memperburuk kualitas tidur.