Rekayasa Desain Multi-Cell Hybrid Crashbox Terhadap Penyerapan Energi Spesifik Dengan Simulasi Komputer
Main Authors: | Wakhidah,, Delia Hani, Dr. Eng., Moch. Agus Choiron, ST., MT, Moch. Syamsul Ma’arif, ST., MT |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186920/1/0521070090-%20Delia%20Hani%20Wakhidah.pdf http://repository.ub.ac.id/186920/ |
Daftar Isi:
- Dengan perkembangan alat transportasi terutamanya mobil, memungkinan meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut mendorong para produsen otomitif berpikir untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menambahkan sistem keamanan pada produk kendaraan agar dapat meminimalisasi efek yang ditimbulkan akibat kecelakaan yaitu cash box. Crash box dengan material hybrid mulai banyak dikembangkan. Penggabungan antara material Alumunium dengan komposit bertujuan untuk mengkompensasikan kerugian dengan mengkombinasikan keunggulan dari masing-masing material. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio diameter tabung dalam dan luar serta ketebalan dinding tabung crash box. Model yang diuji memiliki penampang berbentuk lingkaran multi-cell dengan rasio diameter tabung luar dan dalam 1; 0,75 dan 0,5 serta dengan variasi ketebalan dinding tabung berbahan komposit 1,2 mm, 1,6 mm, 2,0 mm dan 2,4 mm. Menggunakan material Komposit CFS003/LTM25 carbon-epoxy fabric prepreg dengan jenis serat plain woven dan Aluminium Alloy AA6061-T6. Pengujian dilakukan menggunakan pembebanan arah frontal dengan massa impactor 117 kg dan kecepatan 10 m/s selama 0,01 detik yang dievaluasi dengan simulasi komputer dengan software ANSYS 18.1. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan energi paling baik dialami oleh model dengan rasio diameter tabung luar dan dalam 1. Hal tersebut diakibatkan karena kondisi tabung Crash Box bagian luar dan bagian dalam menempel, sehingga pada saat terjadi kegagalan, lipatan yang terbentuk oleh tabung bagian luar akan segera terisi oleh pecahan komposit. Saat terjadi peningkatan ketebalan dinding crash box, nilai penyerapan energi dari setiap model tidak secara konstan mengalami kenaikan ataupun penurunan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola deformasi yang terjadi saat crash box mengalami kegagalan. Pola deformasi pada tiap model menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda meliputi fragmentation mode, lamina bending, brittle fracturing, dan local buckling serta kombinasi antara beberapa pola tersebut. Tingkat penyerapan energi tertinggi didapatkan pada model A2.0 sebesar 4542,9 J. Sedangkan penyerapan energi terendah terjadi pada model B2.4 dengan 3172,54 J.