Filogeografi Osteochilus spilurus Berdasarkan Morfologi dan DNA Mitokondria
Main Authors: | Kurniawan, Ardiansyah, Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya,, M.Sc, Dr. Ir. Anik Martinah Hariati,, M.Sc, Andi Kurniawan,, S.Pi, M.eng, D.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186918/1/ARDIANSYAH%20KURNIAWAN.pdf http://repository.ub.ac.id/186918/ |
Daftar Isi:
- Osteochilus spilurus merupakan salah satu ikan air tawar dengan penyebaran di paparan Sunda. Ikan ini bernilai ekonomis penting bagi masyarakat Belitung Timur dan telah diupayakan untuk didomestikasikan. Namun kajian secara morfologi dan molekuler belum dilakukan sehingga dilakukan karakterisasi morfologi dan molekuler untuk spesies ini di Belitung Timur dan beberapa wilayah lain di paparan sunda untuk dapat memberikan informasi lebih lengkap tentang spesies asli Indonesia ini. Karakterisasi morfologi dalam penelitian ini meliputi meristik, morfometrik, dan bentuk tubuh. Pengamatan meristik dilakukan secara manual pada jari-jari sirip dorsal, jari-jari sirip anal, jari-jari sirip pectoral, sisik sebelum sirip dorsal (predorsal scale), sisik pada linealateralis), sisik pada batang ekor, dan sisik melintang tubuh (transverse scale). Morfometrik diamati secara digital pada 15 karakter menggunakan aplikasi TpsDig. Perbandingan bentuk tubuh antar populasi menggunakan Symmetry dan Asymmetry Geometric Data (SAGE) Software versi 1.04 pada 14 titik landmark anatomi. Karakterisasi molekuler menggunakan 3 gen yaitu Cyt b 408 bp, Cyt b 1141 bp, dan COI 655 bp. Ekstraksi DNA menggunakan metode fenol dan promega kit. Konstruksi filogenetik menggunakan Mega X dengan nukleotida pembanding dari genus Osteochilus dan outgrup dari famili Cyprinidae. Pohon filogenetik dikonstruksi menggunakan metode maximum likelihood model Kimura 2-parameter dengan 1000 replikasi. Analisis penilaian keragaman genetik menggunakan DNASp versi 6. Konektivitas haplotipe antar populasi dikonstruksikan menggunakan program Network versi 1.0.0.0.0 dengan metode median-joining. Filogeni haplotipe dibangun menggunakan algoritma maximum likelihood (ML) yang diterapkan di phyml (http://atgc.lirmm.fr/phyml). Pemisahan klaster antar populasi sampel diestimasikan waktu divergensi genetiknya menggunakan aplikasi BEAST v2.6.3. Populasi ikan dengan karakter morfologi O. spilurus ditemukan di Pulau Bangka (Kabupaten Bangka dan Bangka selatan), Pulau Belitung (Belitung Timur), dan Kalimantan (Katingan, Palangkaraya, dan Kapuas). Variasi karakter meristik antar populasi terdapat pada jumlah jari lemah sirip dorsal dan jumlah sisik linealateralis. Morfometrik antar populasi saling beririsan dalam diagram pencar kecuali spesimen dari Bangka dan Katingan yang menunjukkan area lebih luas. Bentuk tubuh ikan dari Belitung Timur memiliki frame paling ramping pada tinggi badan dan tinggi batang ekor, sedangkan bentuk frame populasi lainnya menunjukkan kemiripan. Catatan spesimen biologi di museum zoologi menjadi catatan pertama O. spilurus dari Bangka-Belitung dan menghubungkan gap distribusi catatan sebelumnya. Nukleotida hasil sekuensing tidak memiliki kemiripan >90% pada blasting genbank. Catatan nukleotidanya pada Genbank menjadi yang pertama untuk O. spilurus xi terutama pada gen COI. Konstruksi pohon filogenetik menunjukkan spesimen memiliki kedekatan dengan genus Osteochilus berdasarkan gen mitokondria Cyt b dan COI. Spesimen Bangka-Belitung memiliki 5 haplotipe dan Kalimantan 7 haplotipe dengan tanpa pertukaran haplotipe diantaranya sehingga membentuk klaster berbeda. Aliran gen diprediksi melalui sungai purba Sunda Timur berawal dari Palangkaraya dan Kapuas menyebar ke barat hingga Belitung dan Bangka berdasarkan filogenetik haplotipe. Pemisahan klaster dan haplotipe antara Bangka-Belitung dan Kalimantan Tengah diperkirakan terjadi pada 22 juta tahun lampau atau pada awal zaman Miosen. Populasi Bangka-Belitung dan Kalimantan dimungkinkan berada pada sungai purba berbeda dan terisolasi satu sama lain. Temuan tersebut menjadikan adanya dua kemungkinan penyebab variasi genetik Bangka-Belitung dan Kalimantan, yaitu a). Terputusnya konektivitas sungai purba Sunda Timur akibat penghalang geografis berupa pembentukan Laut Jawa pada 10.000 tahun lampau, b). Perbedaan sungai purba pada masa sebelum glasisasi maupun pada masa glasiasi dimana Bangka – Belitung terkoneksi dengan Sunda Utara dan Kalimantan Tengah terhubung pada Sunda Timur.