Pengaruh Perbedaan Waktu Depurasi Terhadap Penurunan Kadar Pb Dan Coliform Pada Kerang Corbicula Largillierti dari Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat

Main Authors: Rahayu, Widya, Prof. Dr.Ir. Diana Arfiati,, MS, Andi Kurniawan,, S.Pi, M. Eng, D. Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186868/1/Widya%20Rahayu.pdf
http://repository.ub.ac.id/186868/
Daftar Isi:
  • Kerang Corbicula largillierti merupakan kerang khas air tawar bernilai ekonomis tinggi yang banyak di temukan di Sungai Kapuas. Kerang ini dikonsumsi masyarakat sebagai sumber protein hewani dan juga digunakan sebagai bahan pakan ternak. Hasil uji laboratorium dari kerang Corbicula largilliert tersebut diketahui mengandung Pb dan Coliform rata-rata sebesar 1,74 ppm dan 5000 MPN/100ml. Kadar Pb pada air Sungai Kapuas sebesar 0,0021 ppm dan Coliform sebesar 24000 MPN/100ml, sedangkan Kadar Pb pada sedimen sebesar 4,8 ppm dan Colifom sebesar 15 MPN/100ml. Kadar Pb tersebut menurut KEPMENLH (2004) telah melebihi ambang batas baku mutu perairan dan biota yaitu 0,0010 ppm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu terbaik dalam menurunkan kadar logam berat Pb dan Coliform terbanyak pada kerang Corbicula largillierti dengan depurasi menggunakan kombinasi UV light 35 watt, asam sitrat 14 ppm dan hidrodinamik dengan kecepatan air (debit) 0,005 Liter/detik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - November 2020 dengan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Penelitian menggunakan 4 perlakuan lama perendaman (3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam) pada perlakuan depurasi menggunakan air bersih tanpa aliran air (stagnan) dan perlakuan kombinasi UV light – asam sitrat – hidrodinamik dan 3 ulangan. Pengambilan sampel kerang Corbicula largillierti dilakukan di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagai kontrol digunakan kerang tanpa perlakuan depurasi yang langsung diukur kadar Pb dan Coiform nya. Kadar Pb dan Coliform pada kerang tersebut diamati setelah perlakuan. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air pada air media perendaman (suhu, pH, oksigen terlarut, Pb dan Coliform). Kadar Pb pada kerang sebelum depurasi (kontrol) adalah 1,74 ppm. Perlakuan terbaik menggunakan air bersih tanpa aliran air adalah perendaman 9 jam karena kadar Pb menurun 14,41% menjadi 1,4892 ppm, sedangkan depurasi menggunakan kombinasi UV light - asam sitrat – hidrodinamik perendaman 6 jam merupakan perlakuan terbaik dalam menurunkan logam Pb sebesar 84,09% menjadi 0,2768 ppm. Coliform pada kerang sebelum direndam adalah 5000 MPN/100ml. Setelah dilakukan depurasi menggunakan air bersih tanpa aliran air (stagnan) perlakuan terbaik adalah perendaman 9 jam karena Coliform mengalami penurunan sebesar 99,96% menjadi <3 MPN/100ml, sedangkan depurasi menggunakan kombinasi UV light - asam sitrat – hidrodinamik perendaman 3 jam Coliform sudah mengalami penurunan sebesar 99,96% menjadi <3 MPN/100ml. Penurunan kadar Pb dan Coliform diduga dari keluarnya logam Pb dan Coliform bersamaan dengan feses dan lendir selama proses metabolisme. Perlakuan terbaik dalam menurunkan kadar Pb sebanyak 84,09% dan Coliform sebanyak 99,96% yaitu selama 6 jam dengan depurasi menggunakan kombinasi UV light – asam sitrat - hidrodinamik. Hasil analisis kualitas air selama perendaman masih dalam batas baku mutu kehidupan kerang, suhu yaitu 26,4 – 31,15 0C, pH 5,7 – 6,8 dan oksigen terlarut 5,2 - 6,9 masih dalam batas toleransi. Dengan demikian kerang Corbicula largillierti dalam keadaan hidup dari Sungai Kapuas sebaiknya di rendam dengan kombinasi UV light –asam sitrat – hidrodinamik selama 6 jam sebelum dimanfaatkan.