Strategi Bertahan Hidup Para Petani Di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang
Main Author: | Wijiati, Wulan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186866/1/Wulan%20Wijiati.pdf http://repository.ub.ac.id/186866/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai strategi bertahan hidup para petani di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang melalui pelaksanaan kegiatan kelompok tani Teguh Subur. Penelitian di lakukan di Desa Bocek sebuah wilayah pedesaan di Kabupaten Malang Jawa Timur. Kegiatan kelompok tani di manfaatkan oleh kelompok anggotanya untuk mengatasi masalah bersama yakni mengenai kesulitan tenaga kerja, pembibitan, pupuk dan obat-obatan pembasmi hama serta dapat di manfaatkan untuk menambah hasil pertanian tiap anggota yang tegabung dalam kelompok tani. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang lebih mengarah ke sebuah proses, dan tidak harus diteliti secara terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Scott tentang pola stategi bertahan hidup dalam pertanian. Strategi bertahan hidup dipilih karena kelompok anggota tani menggerakan sebuah energy melalui kepercayaan yang dibangun serta adanya pertisipasi masyarakat di dalam jaringan, yang mana strategi bertahan hidup tersebut di gunakan untuk melanggengkan keberlangsungan kegiatan musyawarah kelompok tani dari dulu seiring berkembangnya zaman saat ini. Hasil penelitian menunjukan jika kelompok anggota tani Teguh Subur terus berupaya dalam meningkatkan hasil pertanian di desa tersebut. Kegiatan musyawarah bersifat terbuka agar masyarakat mampu dan mudah mengakses informasi demi mencapai solusi atau cara mengatasi kegagalan panen atau hasil yang minim. Hasil penelitian juga memperlihatkan jika kondisipertanian turut mempengaruhi perkembangan kegiatan kelompok tani. Kegiatan musyawarah dapat memepengaruhi kehidupan sosial masyarakat sehari-hariya. Jika kegiatan musyawarah berjalan dengan baik, maka dapat memepererat rasa persaudaraan di dalam kelompok. Dengan demikian maka anggota musyawarah memiliki daya atau kekuatan yang harus terus dikembangkan agar kegiatan musyawarah dapat berjalan sesuai dengan kepentingan dan tujuan bersama.