Pengaruh Ekstrak Kasar Daun Nangka (A. heterophyllus) Terhadap Bakteri Pseudomonas fluorescens Secara In Vitro

Main Author: Nilakandhi, Tania
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186840/1/Tania%20Nilakandhi.pdf
http://repository.ub.ac.id/186840/
Daftar Isi:
  • Sektor perikanan budidaya memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan terutama dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Akan tetapi usaha ini sering mengalami kendala akibat serangan penyakit, salah satu contohnya yaitu bakteri Pseudomonas fluorescens yang dapat mengakibatkan penyakit Hemorrhagic septicemia. Pengobatan antibiotik yang sering dilakukan namun memberikan efek samping yaitu bakteri resisten. Upaya alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan bahan ala-mi salah satu contohnya yaitu daun nangka (A. heterophyllus). Hal ini dikare-nakan kandungan daun nangka sebagai antibakteri alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis optimal pemberian ekstrak daun nangka (A. heterophyllus) terhadap pertumbuhan bak-teri P. fluorescens. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sentra Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret-April 2021. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen untuk mengetahui secara langsung pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun nangka (A. heterophyllus) terhadap pertumbuhan bakteri P. fluorescens. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perla-kuan dan 3 ulangan. Dosis perlakuan ekstrak kasar daun nangka (A. heterophyl-lus) yaitu: A (60 ppm), B (120 ppm), C (180 ppm), D (240 ppm) dan E (300 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar daun nangka (A. heterophyl-lus) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri P. fluorescens. Pengamatan zona hambat dilakukan setelah inkubasi selama 24 dan 48 jam. Hasil pengamatan setelah inkubasi selama 24 jam menunjukkan dosis ekstrak dengan rata-rata diameter zona bening tertinggi yaitu pada perlakuan C sebesar 11,48 mm dan dosis ekstrak dengan rata-rata zona bening terendah pada perlakuan E sebesar 8,85 mm. Pengamatan setelah inku-basi selama 48 jam didapatkan hasil bahwa zona bening mengecil yang menan-dakan sifat antibakteri sebagai bakteriostatik. Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara pemberian ekstrak kasar daun nangka (A. heterophyllus) ter-hadap pertumbuhan bakteri P. fluorescens membentuk pola kuadratik dengan persamaan y = -0,0001x2 + 0,05x + 6,327 dan koefisien nilai determinasi (R2) sebesar 0,70. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu pemberian ekstrak kasar daun nang-ka (A. heterophyllus) efektif sebagai bahan antibakteri alami bakteri P. fluo-rescens. Bahan alami ini bersifat bakteriostatik, yaitu mampu menghambat per-tumbuhan bakteri. Perlakuan dosis yang optimal dari persamaan grafik hasil uji polynomial orthogonal yaitu pada dosis 250 ppm, sedangkan perlakuan dengan dosis 180 ppm pada uji cakram dengan hasil rerata zona hambat yaitu 11,48 mm menghasilkan nilai zona hambat tertinggi.