Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Program Gugus Antisipasi Cegah Antrian Panjang Dengan Antar Obat Ke Rumah Sakit (Gancang Aron) Di Rsud Blambangan Banyuwangi Tahun 2019
Main Author: | Octavia, Nur Wulandari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186799/1/-%20Nur%20Wulandari%20Octavia.pdf http://repository.ub.ac.id/186799/ |
Daftar Isi:
- Program Gugus Antisipasi Cegah Antrean Panjang dengan Antar Obat ke Rumah Pasien (Gancang Aron) berupa layanan penghantaran obat oleh mitra Gojek ke rumah pasien dengan sasaran utama pasien kurang mampu merupakan kolaborasi pertama antara Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Gojek di Indonesia. Pembentukan program ini didasari untuk menyelesaikan permasalahan lamanya waktu tunggu obat di RSUD Blambangan Banyuwangi yang dikeluhkan oleh masyarakat. Namun, dalam pembentukan program, kurang melibatkan peran masyarakat sipil, sehingga wilayah yang dapat terjangkau layanan hanya wilayah yang dapat diakses oleh aplikasi Gojek. Padahal, apabila sistem pengambilan kebijakan publiknya melibatkan orang-orang dalam lembaga publik, swasta dan ruang sipil, tujuan publik yang sebelumnya tidak tercapai dapat dilaksanakan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana pengelolaan program Gancang Aron berupa layanan penghantaran obat oleh mitra Gojek di RSUD Blambangan Banyuwangi pada tahun 2019 menggunakan teori ukuran keberhasilan Collaborative Governance menurut DeSeve. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pengambilan sampel secara purposive dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan program Gancang Aron telah dijalankan berdasarkan otoritas para aktor kolaborasi sesuai bidangnya masing-masing didukung sumber daya teknis dan keuangan yang cukup memadai. Namun, dalam pengelolaannnya terdapat kurangnya komitmen terhadap tujuan dibentuknya program dalam memangkas waktu tunggu pasien, kurangnya kepercayaan dari aktor kolaborasi dan masyarakat terhadap program, kurang tegasnya sifat kolaborasi dalam pengelolaan program yang dilaksanakan sesuai keperluan atau tujuan dari salah satu aktor, keterbatasan informasi yang diperoleh masyarakat serta sumber daya teknis dalam menunjang jangkauan program dan sumber daya manusia pada unit kefarmasian dan mitra Gojek kurang memadai. Oleh karenanya, program ini belum dapat menyelesaikan permasalahan lamanya waktu tunggu obat dan keterjangkauan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Terlepas dari itu, program Gancang Aron oleh RSUD Blambangan Banyuwangi bersama Gojek tetap berjalan dan mencoba memberikan pelayanan terbaik bagi pasien rawat jalan.