Penggunaan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Antibakteri Vibrio harveyi Secara In Vitro. Prof.Dr.Ir. Arief Prajitno, MS dan Budianto, S. Pi., M.P., M.Sc
Main Author: | Pratiwi, Elma Aprilia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186619/1/ELMA%20APRILIA%20PRATIWI.pdf http://repository.ub.ac.id/186619/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan budidaya ikan memiliki risiko tinggi yang harus selalu diantisipasi karena sering kali dapat menyebabkan kematian massal ikan maupun udang. Penyakit pada budidaya perikanan dapat disebabkan oleh agen infeksi seperti parasit, bakteri, jamur, dan virus, serta agen non infeksi. Salah satunya bateri V. harveyi. Bakteri V. harveyi dapat menyebabkan penyakit vibriosis dengan tingkat kematian udang hingga 80 % dalam beberapa hari. Bahan alternatif alami yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan daun sirih merah. Daun sirih merah mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, polifenolat, tanin, dan minyak atsiri. Penelitian dilakukan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan ekstrak kasar daun sirih merah sebagai antibakteri terhadap bakteri V. harveyi secara in vitro. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu rancangan penelitian yang mengidentifikasi hubungan kausal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis perlakuan ekstrak daun sirih merah yaitu: A (50 ppm), B (100 ppm), C (150 ppm), D (200 ppm), dan E (250 ppm). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun sirih merah memberikan pengaruh sangat nyata terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri V. harveyi dalam uji cakram. Aktivitas antibakteri pada ekstrak kasar daun sirih merah yang memiliki rerata zona hambat tertinggi yaitu pada perlakuan E dengan dosis 250 ppm sebesar 9,42 ± 0,71 mm. Sedangkan aktivitas antibakteri terendah pada perlakuan A dengan dosis 50 ppm dengan rerata zona hambat sebesar 7,32 ± 0,23 mm. Hubungan antara dosis ekstrak kasar daun sirih merah dengan diameter zona hambat yang terbentuk adalah linier dimana persamaan y = 0,012x + 6,769 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7273. Kurva ini menunjukkan bahwa dosis perlakuan yang diberikan mengalami peningkatan pada zona hambat. Kesimpulan hasil penelitian adalah ekstrak daun sirih merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan dosis yang efektif sebesar 250 ppm. Diameter zona hambat ekstrak daun sirih merah berkisar antara 7,32 ± 0,23 mm - 9,42 ± 0,71 mm yang menandakan bahwa ekstrak kasar daun sirih merah memiliki kategori antibakteri sedang.