Studi Pustaka Dinamika Catch Per Unit Effort Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) Terkait dengan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A di Perairan WPP-NRI 573 Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc dan Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi, MT

Main Author: Rachmathulloh, Muhammad Ilham
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186535/1/-%20MUHAMMAD%20ILHAM%20RACHMATHULLOH.pdf
http://repository.ub.ac.id/186535/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah perairan yang luas sehingga dalam pengelolaan wilayah perikanannyapun dibagi menjadi 11 wilayah yang disebut dengan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Salah satu wilayahnya adalah WPP-NRI 573 yang areanya meliputi perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian barat. Perairan WPP-NRI 573 rata-rata merupakan perairan yang cenderung dalam dan memiliki gelombang ombak yang cukup tinggi tetapi juga memiliki sumberdaya perikanan yang melimpah. Komoditas utama yang sering dijadikan hasil tangkapan utama di WPP-NRI 573 adalah ikan-ikan dengan jenis tongkol, cakalang, dan tuna (TCT), tanpa terkecuali ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika Catch per Unit Effort (CpUE) dari tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di WPP-NRI 573 dan untuk menganalisis pengaruh suhu permukaan laut dan klorofil permukaan laut terhadap terhadap dinamika CpUE tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang tertangkap di WPP-NRI 573. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Systematic Literature Reviews (SLR), yaitu dengan cara mengidentifikasi berbagai literatur terkait dengan tema penelitian untuk akhirnya menyimpulkan data-data yang diperoleh sebagai jawaban dari pertanyaan atau tujuan yang telah ditentukan. Literatur-literatur yang digunakan adalah literatur yang berkaitan dengan CpUE tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di WPP-NRI 573, dan bahasan-bahasan terkait suhu permukaan laut dan klorofill-a hubungannya dengan habitat ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Berdasarkan studi pustaka, dapat diketahui bahwa tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sebagian besar hidup pada perairan dengan kedalaman 0-100 meter. Tuna sirip kuning juga biasanya hidup pada perairan dengan suhu permukaan laut sekitar 17oC – 31oC. Rerata suhu permukaan laut di WPP-NRI 573 pada musim barat adalah 27,88oC – 36,28oC dan pada musim timur berada pada kisaran 25,39 oC – 37,82 oC. Perbedaan suhu tersebut dipengaruhi oleh adanya pergerakan udara yang dikarenakan perbedaan tekanan pada kedua belahan bumi atau biasa disebut dengan angin muson. Selain angin muson, suhu permukaan laut di WPP-NRI 573 juga dipengaruhi oleh El-Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Suhu permukaan laut memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap berbagai jenis ikan, untuk tuna sirip kuning (Thunnus albacares) cenderung akan memilih suhu yang sesuai dengan keperluan metabolismenya. Suhu yang terlalu ekstrim akan hanya membuat tuna sirip kuning (Thunnus albacares) menghindar dari perairan tersebut. Hal tersebut pula yang menjadikan suhu permukaan laut tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Selain suhu permukaan laut, DocuSign ID: EE1DC73C-EE41-476F-AE07-9E769522438DocuSign Envelope ID: 5FC5583A-A4D9-4D75-82CC-E572AB0D0F85 1 vi klorofil-a juga kerap kali digunakan sebagai indikator produktivitas di sebuah perairan. Kandungan klorofil-a di WPP-NRI 573 pada musim timur cenderung lebih tinggi daripada musim barat, yaitu pada musim timur berkisar antara 0,01-1,1 mg/m3 dan pada musim barat berkisar antara 0,01-0,3 mg/m3. Faktor yang mempengaruhi kisaran kandungan klorofil-a di perairan salah satunya adalah front. Front adalah daerah pertemuan dua massa air yang memiliki karakteristik yang berbeda. Klorofil-a juga tidak memiliki pengaruh secara signifikan karena tuna sirip kuning (Thunnus albacares) bukan termasuk konsumen tingkat pertama yang langsung memangsa fitoplankton. Klorofil-a juga memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan suhu permukaan laut, bahwa jika suhu permukaan laut naik maka klorofil-a cenderung rendah, begitu pula sebaliknya bila suhu permukaan laut turun maka klorofil-a cenderung tinggi. Catch per Unit Effort (CpUE) digunakan secara luas dalam dunia perikanan sebagai sesuatu yang mewakili secara langsung untuk kelimpahan ikan di perairan, terutama dalam studi pustaka ini adalah tuna sirip kuning (Thunnus albacares). CpUE tuna sirip kuning (Thunnus albacares) pada perairan WPP-NRI 573 berbeda-beda pada setiap daerahnya, data pada penelitian ini meliputi daerah Palabuhanratu, Labuhan lombok, Prigi, dan Benoa. Pada kisaran tahun 2010 hingga 2017, CpUE tertinggi terjadi pada tahun 2015 di perairan Palabuhanratu dengan nilai sebesar 5,12 ton/trip dan CpUE yang terendah terjadi pada tahun 2017 di perairan Labuhan Lombok dengan nilai sebesar 0,1 ton/trip. CpUE dapat bervariasi pada setiap tahunnya di tiap daerahnya dikarenakan adanya potensi sumberdaya ikan yang berbeda di masing-masing perairan, pengaruh cuaca, kurang berkembangnya strategi yang dilakukan dalam menghadapi perubahan musim penangkapan dan armada penangkapan yang bertambah setiap tahunnya.