Peranan Astaxanthin pada Mikroalga Haematococcus pluvialis Sebagai Antioksidan Secara In Vivo”
Main Author: | Azis, Deo Fauzan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186483/1/-%20Deo%20Fauzan%20Azis.pdf http://repository.ub.ac.id/186483/ |
Daftar Isi:
- H. pluvialis termasuk dalam mikroalga filum Chlorophyta, dimana mikroalga adalah salah satu organisme yang memiliki jenis paling bervariasi dan tersebar mulai dari air tawar hingga di air laut. H. pluvialis memiliki persebaran yang luas, terutama pada kawasan yang memiliki 4 musim. Dalam pertumbuhannya, H. pluvialis tumbuh dalam dua fase, yaitu saat sel-sel tumbuh dengan multiplikasi sel dalam "fase hijau" dan distimulasi untuk mengakumulasi astaxanthin dalam “fase merah”. H. pluvialis merupakan salah satu spesies mikroalga yang sudah umum digunakan sebagai produk terapi kesehatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit maupun sebagai suplemen kesehatan. Hal tersebut dikarenakan berbagai kandungan baik didalam H. pluvalis, salah satunya kandungan pigmen didalamnya. Kandungan pigmen yang terdapat pada H. pluvialis adalah alga hijau uniseluler yang memiliki kandungan astaxanthin. (Astaxanthin adalah pigmen karatenoid yang memiliki aktivitas aktioksidan tinggi apabila dibandingkan dengan turunan β-karoten lainnya. Antioksidan adalah zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan berinteraksi dan menstabilkan radikal bebas dan mencegah beberapa kerusakan akibat radikal bebas. Secara mekanis, astaxanthin dapat menghentikan reaksi berantai radikal bebas dengan cara mendonasikan elektron dan bereaksi dengan radikal bebas untuk mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Tingginya aktivitas antioksidan astaxanthin juga dipengaruhi oleh jenis pelarutnya. Astaxanthin dapat membentuk kesetimbangan melalui gugus keton menghasilkan sistem poliena terkonjugasi yang memiliki atom hidrogen sehingga mampu memecah reaksi radikal bebas. Astaxanthin bereaksi cepat dengan radikal bebas dan reaktivitasnya tergantung pada panjang sistem poliena dan cincin terminal pada molekul astaxanthin. Astaxanthin dapat mengurangi produksi intraseluler O2 dengan mengaktifkan anti-oksidan SOD dan CAT. Dengan mengaktifkan dan meningkatkan aktivitas GPx, GSH dan SOD dapat mengurangi kadar MDA (Malondialdehid). Astaxanthin berperan dalam mengaktifkan aktivitas SOD dengan pengurangan radikal bebas sehingga semakin sedikit reaksi oksigen intraseluller yang terbentuk. H2O2 bila terakumulasi beracun bagi jaringan tubuh atau sel. Adanya Fe2+ itu diubah menjadi merusak radikal hidroksil melalui reaksi Fenton. Untuk mencegah fenomena ini, katalase dan GPx yang berlimpah memecah H2O2 menjadi air dan oksigen molekuler. Astaxanthin dapat meningkatkan aktivitas GPx dan katalase dengan cara mengurangi produksi ROS pada saat reaksi pengubahan menjadi H2O.