Analisis Postur Kerja Pada Stasiun Penggorengan Emping Jagung Dengan Metode Rapid Entire Body Assessment dan Workplace Ergonomic Risk Assessment (Studi Kasus pada UKM Sofia, Malang). Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP., dan Miftakhurrizal Kurniawan, ST, MT

Main Author: Kasih, Ken Thania Chandra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186312/1/Ken%20Thania%20Chandra%20Kasih.pdf
http://repository.ub.ac.id/186312/
Daftar Isi:
  • Emping jagung merupakan produk olahan pangan berbahan dasar jagung pipil dengan bentuk pipih sehingga teksturnya lebih renyah dan tidak keras. UKM Sofia merupakan salah satu UKM di Kota Malang yang memproduksi emping jagung dengan merk dagang “Sofia”. Permasalahan pada UKM Sofia yaitu postur kerja yang kurang ergonomis serta penggunaan peralatan pendukung yang kurang sesuai saat melakukan penggorengan emping jagung yang berlangsung sekitar 8 jam kerja dalam sehari dengan kapasitas produksi 500 kg sehingga berisiko menimbulkan keluhan musculoskeletal bagi pekerja. Tujuan dari penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan keluhan musculoskeletal dan menganalisa tingkat risiko postur kerja pada proses penggorengan emping jagung. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) yang digunakan untuk mempermudah analisa keluhan musculoskeletal pada tubuh pekerja. Penelitian ini menggunakan 2 responden yaitu semua pekerja pada stasiun kerja penggorengan. Penggunaan metode REBA dan WERA pada penelitian ini dapat saling melengkapi untuk menganalisa tingkat risiko postur kerja dan mengidentifikasi faktor penyebab keluhan musculoskeletal sehingga memberikan pertimbangan postur kerja yang ergonomis bagi pekerja proses penggorengan emping jagung pada UKM Sofia. Hasil penelitian pada pekerja 1 untuk metode REBA menunjukkan aktivitas pengambilan emping jagung mendapatkan skor akhir paling tinggi sebesar 12 dengan level risiko sangat tinggi sehingga perlu tindakan perbaikan sekarang juga. Perhitungan WERA pada pekerja 1 menunjukkan seluruh aktivitas berada pada level risiko medium yaitu diperlukan investigasi dan perbaikan segera dengan skor aktivitas penirisan paling tinggi sebesar 41. Hasil perhitungan REBA pada pekerja 2 menunjukkan aktivitas penirisan emping jagung memiliki skor paling tinggi sebesar 10 dengan level risiko tinggi sehingga perlu tindakan perbaikan segera, sedangkan perhitungan WERA menunjukkan seluruh aktivitas berada pada level risiko medium yaitu diperlukan investigasi dan perbaikan segera dengan skor aktivitas penirisan paling tinggi sebesar 39. Keluhan musculoskeletal yang di alami pekerja pada stasiun penggorengan disebabkan oleh beberapa faktor seperti postur kerja dan tata letak fasilitas yang kurang ergonomis. Selain itu, kurangnya pemahaman pekerja tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama melakukan aktivitas kerjanya. Usulan perbaikan yang diberikan untuk UKM Sofia dengan perbaikan tata letak fasilitas, perancangan kursi dan meja kerja, penggunaan sarung tangan dan pemberian waktu istirahat yang jelas.