Strategi Peningkatan Kualitas Kopi Bubuk UKM Sido Luhur dengan Pendekatan Quality Fucntion Deployment (QFD) dan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Main Author: | Julian, Teddy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186044/1/-%20Teddy%20Julian.pdf http://repository.ub.ac.id/186044/ |
Daftar Isi:
- Kopi adalah salah satu produk agroindustri yang menjadi andalan dalam sektor perkebunan Indonesia. Hal ini dikarenakan kopi memiliki peluang pasar yang sangat diminati baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Pangsa ekspor kopi Indonesia di pasar kopi internasional berada di peringkat tiga tertinggi di dunia setelah Brazil dan Kolombia dan menjadi peringkat pertama di dunia dalam hal ekspor kopi robusta. UKM Sido Luhur merupakan salah satu UKM di Kota Malang yang memproduksi kopi bubuk. Jika dibandingkan dengan pesaing dalam memproduksi kopi bubuk di Kota Malang, UKM Sido Luhur merupakan UKM baru karena sebelumnya sudah banyak UKM yang memproduksi kopi bubuk. Oleh karena itu untuk dapat bersaing dengan produk pesaing, UKM Sido Luhur perlu untuk melakukan peningkatan kualitas produk kopi yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam menganalisis strategi peningkatan kualitas produk yaitu metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode QFD dapat mengidentifikasi harapan dan keinginan konsumen, tingkat kepentingan atribut produk, tingkat kepuasan konsumen dan pengembangan yang perlu dilakukan guna memperbaiki kualitas produk dan metode AHP digunakan untuk menentukan respon teknis dan mengurutkannya sesuai prioritas yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Atribut yang digunakan untuk mengetahui atribut harapan konsumen yaitu sesuai dengan dimensi kualitas produk. Berdasarkan metode Quality Function Deployment (QFD) diperoleh bobot atribut kepuasan. Urutan atribut kepuasan pelanggan secara berurutan adalah bentuk kemasan (12,60); bahan kemasan (12,55); warna kemasan (9,61); kemudahan konsumen dalam menjangkau lokasi (8,15); vii kemudahan memperoleh produk (7,91); kepopuleran produk (7,31); kesesuaian harga dengan kualitas kopi (7,29); rasa kopi yang seimbang antara asam, manis, dan pahit (7,28); manfaat produk (7,25); desain label kemasan (7,20); perizinan (7,14); aroma kopi (6,93); kelengkapan informasi pada kemasan (6,74); produk sesuai dengan penjelasan yang tertera (6,57); warna kopi (6,53); ketersediaan produk dalam berbagai ukuran kemasan (6,50) dan masa kadaluarsa/umur produk (6,33). Prioritas respon teknis ditentukan berdasarkan kuisioner pakar yang diisi oleh responden ahli dan diolah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Urutan respon teknis secara berurutan yaitu mendesain ulang kemasan (0,22); teknik pengolahan kopi (0,21); pemilihan kualitas buah kopi (0,20); penentuan harga jual produk (0,17); meningkatkan kecepatan dalam melayani konsumen (0,14) dan penambahan sertifikasi produk (0,06). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa atribut kepuasan konsumen yang dipentingkan pelanggan yaitu pada atribut bentuk kemasan. Strategi dalam peningkatan kualitas produk kopi bubuk UKM Sido Luhur terdiri dari pemilihan kualitas buah kopi, teknik pengolahan kopi, penentuan harga jual produk, mendesain ulang kemasan, penambahan sertifikasi produk, dan meningkatkan kecepatan dalam melayani konsumen. Strategi yang dipilih berdasarkan bobot tertinggi yaitu pada strategi mendesain ulang kemasan.