Studi Antibodi Poliklonal Sebagai Kandidat Kit Deteksi African Swine Fever Berbasis Protein Rekombinan p22-ASFV Pada Hewan Coba Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Main Author: | Salsabila, Dhea |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/185990/7/DHEA%20SALSABILA.pdf http://repository.ub.ac.id/185990/ |
Daftar Isi:
- African swine fever merupakan penyakit yang disebabkan oleh African swine fever virus (ASFV) yang memiliki tingkat kematian yang tinggi pada babi. ASF menjadi ancaman global karena kurangnya vaksin saat ini dan tidak tersedianya pengobatan untuk penyakit yang memiliki angka morbiditas dan fatalitas kasus hingga 100% ketika strain patogenik ASFV terlibat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakter poliklonal antibody hasil induksi protein spesifik p22-ASFV fragmen yang dikloning dan diekspresikan pada media kultur sel bakteri E.coli BL21 pada kelinci jantan New Zealand White (Oryctolagus cuniculus). Sampel protein rekombinan p22-ASFV yang digunakan berasal dari PUSVETMA Surabaya. Lalu dilakukan purifikasi protein rekombinan p22 dengan metode elektroforesis SDS-PAGE dan dilanjutykan metode elektroelusi terhadap protein dengan berat molekul 22 kDa. Imunisasi pada kelinci jantan New Zealand White (Oryctolagus cuniculus) diberikan secara subkutan 800μl yang ditambah adjuvant CFA (Complete Freund’s Adjuvant) dan IFA (Incomplate Freund’s Adjuvant). Metode indirect ELISA dilakukan untuk mengukur titer antibodi dan melihat karakteristik antibodi dilakukan dengan metode Western Blot. Uji imunogenisitas protein p22 menggunakan metode indirect ELISA memiliki nilai titer antibodi tertinggi pada bleeding minggu ke-7 dengan nilai . Pada uji Western Blot menunjukkan bahwa antibodi anti-p22 dapat mengenali antigen p22 pada berat molekul 21,93 kDa.