Implementasi Metode Artificial Bee Colony – Kmeans (ABCKM) Untuk Pengelompokan Biji Wijen Berdasarkan Sifat Warna Cangkang Biji
Main Author: | Trisnawati, Enny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1858/1/Enny%20Trisnawati.pdf http://repository.ub.ac.id/1858/ |
Daftar Isi:
- Wijen merupakan salah satu penghasil minyak nabati yang tingkat konsumsi di dunia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan banyaknya manfaat dan kegunaannya. Harga jual wijen ditentukan oleh kualitas wijen. Indikator yang dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas wijen adalah warna pada cangkang biji. Usaha untuk menghasilkan wijen kualitas terbaik salah satunya dengan cara persilangan antar kultivar. Hasil persilangan antar kultivar ini menghasilkan warna biji wijen yang beragam sehingga perlu dikelompokan berdasarkan kedekatan warnanya. Beberapa cara yang sudah dilakukan peneliti terdahulu untuk mengelompokan biji wijen seperti metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yaitu dengan pengamatan langsung oleh ahli dan kuantitatif yaitu dengan bantuan chromameter yang menghasilkan data warna berformat CIELAB (atribut L*, a* dan b*). Saat ini, ada 3 model metode kuantitatif untuk pengelompokan biji wijen yaitu metode IWOKM, PSO-K-Means dan GA-KMeans yang hasil pengelompokan datanya cukup baik. Pada penelitian ini digunakan metode ABCKM yang merupakan gabungan dari metode KMeans (KM) sebagai metode clustering dan Artificial Bee Colony (ABC) sebagai metode optimasi. Performa dari ABCKM selanjutnya akan dibandingkan dengan metode KM, IWOKM, PSO-K-Means dan GA-KMeans. Berdasarkan hasil pengujian perbandingan metode, metode ABCKM terbukti lebih baik daripada metode KM dan metode sebelumnya: IWOKM, GA-KMEANS dan PSO-K-Means dalam mengelompokan data wijen. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata MSE apabila menggunakan metode ABCKM hanya mencapai 10,1310 dengan nilai kekompakan kelompok sebesar 0,7717 dibandingkan metode KM dengan nilai MSE sebesar 10,4262 dan nilai kekompakan kelompok sebesar 0,7660. Sedangkan metode IWOKM untuk nilai MSE sebesar 10,1461 dan nilai kekompakan kelompok sebesar 0,7714. Metode GA-KMeans untuk nilai MSE sebesar 10,2084 dan nilai kekompakan kelompok sebesar 0,7701. Metode PSO-K-Means untuk nilai MSE sebesar 10,4136 dan nilai kekompakan kelompok sebesar 0,7686. Hasil pengelompokan metode ABCKM sama dengan metode sebelumnya yaitu C1: C2 = 233 : 58, sehingga dapat menjadi metode alternatif untuk mengelompokkan biji wijen berdasarkan sifat warna cangkang biji.