Analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)

Main Author: Paramudita, Nanda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Online Access: http://repository.ub.ac.id/185709/1/Nanda%20Paramudita.pdf
http://repository.ub.ac.id/185709/
Daftar Isi:
  • "Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Ada banyak pilihan yang dapat dipilih dalam berinvestasi diantaranya adalah melakukan investasi saham di pasar modal. Investor terkadang kesulitan menentukan saham mana yang akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dari dana yang diinvestasikan. Investor memerlukan prediksi dalam menentukan tingkat risiko yang akan dihadapi dan seberapa besar return yang akan diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan kinerja saham perusahaan sub sektor farmasi serta mengetahui dan menjelaskan pengelompokkan dan penilaian saham efisien dan saham tidak efesien sub sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2017-2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga sampel terpilih berjumlah 4 perusahaan dengan populasi 10 perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode Capital Asset Pricing Model. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 4 sampel saham perusahaan terdapat 2 saham perusahaan yang merupakan kelompok saham efisien dan 2 saham lainnya merupakan saham yang tidak efisien. Keputusan yang disarankan kepada investor adalah membeli saham perusahaan yang efisien dan menjual saham tidak efisien, karena kelompok saham efisien memiliki tingkat pengembalian individu yang lebih besar dibandingkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Sedangkan untuk saham tidak efisien memiliki tingkat pengembalian individu yang lebih rendah dibandingkan tingkat pengembalian yang diharapkan sehingga investor disarankan untuk menjual saham tersebut sebelum harga saham menurun."