Efek Ekstrak Etanol Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) terhadap Kadar Nitric Oxide (NO) dan Jumlah Sel Endotel Aorta pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Ovariektomi

Main Author: Putu Sri Haryati, Ni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/185512/1/TESIS_FK_NI%20PUTU%20SRI%20HARYATI_196070400111023%20-%20Ni%20Putu%20Sri%20Haryati.pdf
http://repository.ub.ac.id/185512/
Daftar Isi:
  • "Menopause dapat menjadi suatu permasalahan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh penurunan hormon estrogen endogen seperti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Keadaan hipoestrogen pada pascamenopause seiring dengan penambahan usia menunjukkan penurunan pelepasan NO oleh sel endotel. Sedangkan pengobatan dengan terapi hormon pada wanita pasca menopause terhadap penyakit kardiovaskular hanya mendapatkan sedikit manfaat namun dapat meningkatkan risiko stroke ataupun tromboemboli vena. Sehingga penggunaan fitoestrogen dan antioksidan dinilai lebih aman digunakan sebagai terapi alternatif. Genistein pada kacang tunggak (Vigna unguiculata) merupakan fitoestrogen dengan aktivitas estrogenik baik sebagai zat agonis maupun antagonis, memiliki afinitas yang baik dengan Estrogen Receptors (ER) α dan β. Dengan demikian, genistein dapat menimbulkan efek estrogenik pada kondisi hipoestrogen yang terjadi pada wanita pascamenopause. Selain itu, genistein dapat berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan memiliki sifat antiaterogenik. Banyaknya wanita yang tidak dapat menjalani terapi Estrogen Replacement Therapy (ERT) serta meningkatnya risiko kejadian stroke ataupun tromboemboli vena, memungkinkan pilihan fitoestrogen atau genistein yang terkandung dalam kacang tunggak (Vigna unguiculata) sebagai upaya preventif yang lebih aman. Penelitian dilakukan dengan desain true experimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Penelitian menggunakan 24 ekor Rattus norvegicus betina usia 15 bulan yang dibagi menjadi enam kelompok: kelompok kontrol negatif (kelompok tikus model sham tanpa diberikan ekstrak etanol Vigna unguiculata), kelompok kontrol positif (kelompok tikus model ovariektomi tanpa diberikan ekstrak etanol Vigna unguiculata), kelompok perlakuan 1 (kelompok tikus model ovariektomi yang diberikan 17-β estradiol dengan dosis 0,18 mg/kgBB/hari), kelompok perlakuan 2 (kelompok tikus model ovariektomi yang diberikan ekstrak etanol Vigna unguiculata dengan dosis 1,25 mg/kgBB/hari), kelompok perlakuan 3 (kelompok tikus model ovariektomi yang diberikan ekstrak etanol Vigna unguiculata dengan dosis 2,5 mg/kgBB/hari), dan kelompok perlakuan 4 (kelompok tikus model ovariektomi yang diberikan ekstrak etanol Vigna unguiculata dengan dosis 5 mg/kgBB/hari). Aklimatisasi dilakukan selama tujuh hari, dilanjutkan dilakukan prosedur sham dan ovariektomi dan stabilisasi selama 28 hari, kemudian selama 40 hari diberikan perlakuan sesuai pembagian kelompok. Selanjutnya hewan coba dikorbankan, diambil sampel darah jantung dan jaringan aorta. Spesimen serum digunakan untuk pemeriksaan kadar Nitric Oxide (NO) dengan metode colorimetry mengunakan Nitric Oxide (NO) Colorimetric essay kit dari Elabsciense dengan katalog nomor E-BC-K035-S, sedangkan slide jaringan aorta dipulas Hematoksilin Eosin (HE) untuk penghitungan jumlah sel endotel aorta. Hasil uji Least Significant Difference (LSD) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p-value 0,056) pada kadar Nitric Oxide (NO) sedangkan analisis pada jumlah sel endotel aorta menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p-value 0,002). Tindakan ovariektomi pada kelompok kontrol negatif dapat menurunkan kadar NO dan jumlah sel endotel aorta, walaupun pada kadar NO tidak signifikan secara statistik. Analisis Welch ANOVA untuk kadar NO pada kelompok sampel penelitian yaitu kontrol negatif (3,63±2,54), kontrol positif (1,72±0,64), perlakuan 1 (3,12±1,28), perlakuan 2 (1,43±0,39), perlakuan 3 (2,31±1,02), perlakuan 4 (2,59±0,89) menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna (p-value 0,162) serta ditemukan terjadi peningkatan kadar NO seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol Vigna unguiculata walaupun peningkatannya tidak sebanyak jika diberikan 17-β estradiol. Analisis One Way ANOVA untuk jumlah sel endotel aorta pada kelompok sampel penelitian yaitu kontrol negatif (68,25±16,52), kontrol positif (26,00±9,31), perlakuan 1 (41,75±23,70), perlakuan 2 (27,50±14,48), perlakuan 3 (34±16,53), perlakuan 4 (38,75±13,75) menunjukkan perbedaan bermakna (p-value 0,020). Namun tidak ada perbedan bermakna yang ditunjukan oleh kelompok dosis, sehingga disimpulkan bahwa ketiga dosis memiliki kemampuan yang sama dalam mencegah penurunan jumlah sel endotel aorta. Terdapat korelasi positif yang rendah atau lemah tapi pasti antara dosis ekstrak etanol kacang tunggak (Vigna unguiculata) dengan jumlah sel endotel aorta. Terdapat korelasi yang bermakna antara jumlah sel endotel aorta dengan kadar Nitric Oxide (NO) pada tikus putih (Rattus norvegicus) model ovariektomi (p-value = 0,000) dengan tingkat keeratan korelasi yang tinggi (koefisien korelasi sebesar 0,773), dan koefisien determinasi 0,597. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kacang tunggak (Vigna unguiculata) dapat meningkatkan kadar Nitric Oxide (NO) dan mencegah penurunan sel endotel aorta pada tikus putih (Rattus norvegicus) model ovariektomi."