PENGARUH PERBEDAAN KEDALAMAN DAERAH PENANGKAPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus spp) DI SELAT MADURA YANG DIDARATKAN DI KABUPATEN SITUBONDO, JAWA TIMUR
Main Author: | Pandya Paramita, Aretha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/185201/1/ARETHA%20PANDYA%20PARAMITA.pdf http://repository.ub.ac.id/185201/ |
Daftar Isi:
- Lobster merupakan komoditi ekspor bernilai tinggi. Nelayan di Situbondo menggunakan gill net dan trammel net untuk menangkap lobster. Nelayan melakukan setting alat tangkap pada daerah penangkapan dengan kedalaman tertentu sesuai dengan kebiasaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari -Maret 2021 di desa Seletereng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh perbedaan kedalaman daerah penangkapan terhadap jumlah komposisi spesies lobster, perbedaan komposisi lobster pada masing-masing kelompok kedalaman, kedalaman terbaik untuk menangkap lobster serta keanekaragaman dan kekayaan hasil tangkapan lobster. Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan komposisi spesies pada kelompok kedalaman <5 m dan 5-10 m, sedangkan pada. kedalaman >10 m tidak ditemukan perbedaan komposisi spesies. Lobster jenis pasir (Panulirus homarus) memiliki jumlah paling banyak daripada ketiga jenis yang lain pada perairan Situbondo, Jawa Timur. Lobster di perairan Utara Situbondo (Selat Madura) dapat tertangkap pada rentang kedalaman 0-10 m. Lobster merupakan hasil tangkap sampingan dari alat tangkap jenis jaring (gill net dan trammel net). Kedalaman >10 m memiliki indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis paling tinggi.