Perbedaan Tingkat Keparahan Neuropati Perifer Sebelum dan Sesudah Terapi Oksigen Hiperbarik pada Penderita Diabetes Melitus di Lakesla Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys Surabaya
Main Author: | Citra Pratiwi, Reny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/184696/1/Reny%20Citra%20Pratiwi.pdf http://repository.ub.ac.id/184696/ |
Daftar Isi:
- "Pratiwi, Reny Citra. 2021. Perbedaan Tingkat Keparahan Neuropati Perifer Sebelum dan Sesudah Terapi Oksigen Hiperbarik pada Penderita Diabetes Melitus di Lakesla Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys Surabaya. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Ns. Suryanto, S.Kep., M.Nurs., PhD. (2) Ns. Ikhda Ulya, S.Kep., M.Kep. (3) Dr. Titut Harnanik, dr. M. Kes. Komplikasi diabetes melitus yang paling banyak terjadi adalah neuropati perifer. Neuropati perifer merupakan kerusakan yang terjadi pada saraf otonom, sensorik, dan motorik. Salah satu terapi modern untuk diabetes melitus adalah terapi oksigen hiperbarik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat keparahan neuropati perifer sebelum dan sesudah terapi oksigen hiperbarik pada penderita diabetes melitus di Lakesla Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif. Terapi diberikan sebanyak 10 kali; 2,4 ATA; 90 menit. Instrumen yang digunakan adalah lembar pemeriksaan neuropati perifer yang terdiri dari pemeriksaan saraf otonom, sensorik, motorik yang diadopsi dari MNSI (Michigan Neuropathy Screening Instrument) dan MDNS (Michigan Diabetic Neuropathy Score). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dari 6 responden, 5 diantaranya memenuhi kriteria inklusi. Uji analisa menggunakan Paired T-Test untuk data berdistribusi normal dan Wilcoxon Signed-Rank Sum Test untuk data berdistribusi tidak normal. Hasil uji analisa didapatkan perbedaan yang signifikan pada neuropati perifer sacara keseluruhan (p 0,0028). Hasil berdasarkan masing-masing sub pemeriksaan didapatkan perbedaan yang signifikan pada saraf otonom (p 0,0326); perbedaan yang signifikan pada saraf sensorik (p 0,0312); dan perbedaan yang tidak signifikan pada saraf motorik (p 0,1875). Dengan demikian terapi oksigen hiperbarik dapat dijadikan sebagai terapi alternatif untuk meringankan gejala neuropati perifer. Kata Kunci: Terapi Oksigen Hiperbarik, Neuropati Perifer, Diabetes Melitus "