PENGARUH VARIASI PELUMAS DENGAN METODE PELUMASAN MQL PADA PROSES FACE MILLING TERHADAP LAJU KOROSI STAINLESS STEEL AISI 316L
Main Author: | Reyhan Nanda Pratama, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/184616/1/MUHAMMAD%20REYHAN%20NANDA%20PRATAMA.pdf http://repository.ub.ac.id/184616/ |
Daftar Isi:
- Pada penelitian ini setiap spesimen stainless steel AISI 316L dengan variasi pelumas yang berbeda dengan metode MQL yaitu minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah, minyak mineral, dan dry cutting dilakukan proses face milling dengan menggunakan mesin HAAS VF-2, dengan menggunakan pahat Guhring Carbide Square End Mill 4-flute berdiameter 6 mm dengan feed rate sebesar 80mm/min, depth of cut 0,5mm, spindle speed 1500 rpm, dan flow rate MQL sebesar 220 ml/jam. Nilai kekasaran permukaaan benda diukur dengan alat surface roughness tester SJ-210 yang nilai kekasaran tiap permukaan tentunya berbeda. Hasil dari kekasaran permukaan, microcracks, serta korosi yang terjadi pada permukaan material dapat diamati secara visual dengan digital microscope dan Scanning Electron Microscope (SEM). Untuk uji laju korosi digunakan alat uji laju korosi PalmSens. Dari data yang didapatkan, minyak kelapa memiliki kekasaran permukaan terkecil dengan nilai kekasaran rata-rata sebesar 0,342 μm, disusul dengan minyak kelapa sawit dengan nilai kekasaran rata-rata sebesar 0,347 μm, disusul dengan minyak mineral dengan nilai kekasaran rata-rata sebesar 0,359 μm, disusul dengan minyak kacang tanah dengan nilai kekasaran rata-rata sebesar 0,374 μm, dan yang terakhir dry cutting dengan nilai kekasaran rata-rata sebesar 0,532 μm. Hasil pengujian uji laju korosi pun memiliki kecenderungan urutan yang sama seperti kekasaran permukaan dimana minyak kelapa sebesar memiliki corrosion rate sebesar 0,055 mm/year, minyak kelapa sawit sebesar 0,061 mm/year, minyak mineral sebesar 0,081 mm/year, minyak kacang tanah sebesar 0,085 mm/year, dan yang terakhir dry cutting sebesar 0,140 mm/year. Dimana dapat dilihat bahwa nilai kekasaran permukaan memiliki pengaruh yang berbanding lurus terhadap laju korosi. Hasil pengamatan visual dari digital microscope dan SEM juga membantu dalam pengamatan kekasaran permukaan, microcracks, dan korosi pada permukaan material secara visual.