Karakteristik Pembakaran Wood Pellet Dengan Bahan Baku Campuran Kayu Sengon-Daun Tebu

Main Author: Alfian Ambong, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/184532/1/Muhammad%20Alfian%20Ambong.pdf
http://repository.ub.ac.id/184532/
Daftar Isi:
  • Wood pellet merupakan salah satu bahan bakar alternatif berupa biomassa yang diproduksi dari hasil limbah kayu berupa serbuk gergaji dan juga dapat dicampur dengan limbah tanaman seperti daun, jerami, atau sekam. Penggunaan wood pellet sebagai sumber energi dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil serta emisi gas rumah kaca. Keunggulan wood pellet dibandingkan jenis biomassa lainnya adalah nilai kalor yang lebih tinggi serta kemudahan dalam penyimpanan. Agar suatu jenis wood pellet dapat terjual di pasar, penting untuk wood pellet tersebut memilki karakteristik-karakteristik pembakaran yang cocok baik dalam tingkat rumahan maupun industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembakaran wood pellet dengan bahan baku campuran kayu sengon dan daun tebu. Pada penelitian ini, karakteristik pembakaran wood pellet yang diamati meliputi ignition delay, waktu pembakaran, laju pembakaran, temperatur pembakaran, visualisasi nyala api, serta massa residu pembakaran dengan menggunakan dua pengujian sebagai pembanding yaitu single wood pellet dan wood pellet stove. Pada penelitian ini variasi yang digunakan berupa persentase campuran serbuk kayu sengon dan daun tebu sebesar 100%:0%, 90%:10%, 80%:20%. 70%:30%, 60%:40%, dan 50%:50%. Hasil kedua pengujian menunjukkan semakin tinggi persentase daun tebu pada wood pellet, semakin panjang waktu ignition delay, semakin besar persentase massa residu, semakin panjang waktu pembakaran, dan semakin pendek laju pembakaran. Hal tersebut diakibatkan oleh kadar volatile matter daun tebu yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu sengon serta kadar abu daun tebu yang lebih besar. Pada pengujian single wood pellet, waktu pembakaran yang semakin panjang diakibatkan oleh laju pembakaran yang semakin rendah akibat kadar fixed carbon daun tebu yang semakin besar, lalu turun pada K50T50 akibat penurunan densitas wood pellet lebih besar dibandingkan dengan kenaikan kadar fixed carbon, sehingga mengakibatkan laju pelepasan kalor yang semakin tinggi akibat porositas yang semakin besar. Selain itu, temperatur pembakaran maksimum diperoleh pada sensor thermocouple tepat pada bagian api berwarna kuning terang.